EKBIS.CO, JAKARTA -- Direktur Bisnis Mikro Bank Rakyat Indonesia (BRI) Supari mengatakan, digitalisasi memainkan peran kunci dalam pemberdayaan dan membangun keberlanjutan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Beberapa alasan utamanya, antara lain pemanfaatan teknologi digital mampu menjangkau pelaku usaha secara masif untuk meningkatkan kompetensi dan kapasitas pelaku usaha, efisiensi operasional hingga membukakan akses pasar yang lebih luas.
"BRI memiliki konsep pemberdayaan UMKM secara end to end, yakni pemberdayaan dari fase dasar hingga pengembangan platform berbasis digital yang mampu menjadi solusi pengembangan ekosistem UMKM," ungkap Supari, Rabu (21/2/2024).
Hal ini bertujuan untuk memastikan UMKM mempunyai daya saing dan mampu beradaptasi dengan pasar. Berdasarkan temuan riset yang dilakukan pada 2023 oleh BRI Research Institute (BRIRIns) yang bekerja sama dengan Kedubes Inggris mengungkapkan bahwa indeks digitalisasi UMKM hanya sebesar 48,7 persen.
Sementara itu, tingkat penetrasi internet masyarakat Indonesia relatif sangat tinggi, yakni mencapai 75 persen. Fenomena ini mengindikasikan tingginya tingkat kepemilikan alat dan penggunaan internet belum dibarengi pemanfaatan layanan digital untuk operasional bisnis UMKM.
"Dalam rangka mengurai permasalahan tersebut, penting untuk meningkatkan kesadaran, memberikan pelatihan yang memadai, dan mengembangkan strategi digital yang sesuai dengan kebutuhan bisnis segmen UMKM," ucapnya.
Hingga akhir 2023, BRI sebagai bank yang terus berkomitmen kepada UMKM telah memiliki kerangka pemberdayaan yang dimulai dari fase dasar, integrasi hingga interkoneksi. Konsep revitalisasi tenaga pemasar mikro (mantri) yang menjadi financial advisor dengan konsep penguasaan ekosistem suatu wilayah menjadi backbone pelaksanaan program - program pemberdayaan yang BRI miliki, seperti Desa BRILiaN, Klasterku hidupku, Figur Inspiratif Lokal (FIL), hingga Linkumkm, platform pemberdayaan online.
Program desa brilian, pemberdayaan yang berbasis ekosistem desa dengan 4 pilar utama sebagai kunci sukses indikator pemberdayaan, yakni sustainability, digitalisasi, inovasi dan optimalisasi Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa). Program yang dimulai pada 2020 tersebut, sudah mencetak lebih dari 3.100 desa yang mampu menjadi desa sejahtera yang ditandai peningkatan ekonomi masyarakat melalui inklusi dan literasi keuangan masyarakatnya.
Klasterkuhidupku, merupakan program pemberdayaan yang fokus kepada kelompok usaha. Melalui program ini, sudah lebih dari 23.200 kelompok usaha mikro telah menjadi binaan dan lebih dari 1.800 bentuk pelatihan dan bantuan sarana prasarana produktif telah diberikan kepada kelompok usaha tersebut dalam upaya mendorong kapasitas dan kapabilitas kelompok usaha mikro lebih tangguh.
Figur Inspiratif Lokal (FIL), program penguatan kepada pihak - pihak yang memiliki keahlian tertentu melalui pelatihan dan sertifikasi, sehingga mampu menjadi pendamping pelaku UMKM. Melalui program ini, BRI berupaya memberikan one stop solution kepada pelaku usaha mikro, tidak hanya di bidang keuangan namun juga nonkeuangan sesuai kebutuhan pelaku UMKM. Saat ini, lebih dari 890 FIL yang sudah mendapatkan sertifikasi pendamping UMKM.
Linkumkm, platform pemberdayaan online yang menyediakan berbagai modul pelatihan hingga self assessment scoring naik kelas. Pengembangan platform ini bertujuan untuk membawa UMKM Indonesia naik kelas melalui rangkaian program pemberdayaan terpadu.
Tingginya penetrasi internet menjadi modal dasar masyarakat untuk lebih mudah mengakses secara online. Dalam kurun waktu 3 tahun, pelaku UMKM yang memanfaatkan pemberdayaan melalui platform tersebut mencapai lebih dari 6,1 juta pengguna.
Keberagaman jenis pemberdayaan yang BRI miliki menjadi bukti nyata komitmen perusahaan untuk selalu memberikan solusi terhadap pengembangan ekosistem UMKM, khususnya segmen mikro dan ultra mikro. Pada level ultra mikro contohnya, BRI melalui aplikasi senyum mobile mencoba menjembatani bagaimana 3 entintas membentuk ekosistem layanan yang terintegrasi.
Selain itu, dalam mendorong digitalisasi kelompok ultra mikro juga dikembangan AgenBRILink mekaar yang mampu mendorong inklusi dan literasi keuangan digital pada segmen masyarakat ultra mikro.