Rabu 21 Feb 2024 20:42 WIB

CORE: Pelambatan Ekonomi AS-China Berdampak Besar Bagi Perekonomian RI

Pada 2024, laju pertumbuhan ekonomi China akan mengalami pelemahan sekitar 1 persen.

Red: Lida Puspaningtyas
Direktur Utama Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Dwiyana Slamet Riyadi menyirami kereta cepat WHOOSH disaksikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Wakil Menteri BUMN II Rosan Roeslani dan jajaran direksi Himbara saat peluncuran penjualan tiket WHOOSH di aplikasi mobile di Stasiun Halim, Jakarta, Selasa (17/10/2023). PT KCIC meresmikan aplikasi mobile penjualan tiket bernama WHOOSH Kereta Cepat serta melakukan perjalanan pertama yang mengangkut penumpang berbayar. Pada peresmian tersebut PT KCIC juga memberikan promo bagi penumpang yang membeli tiket melalui aplikasi WHOOSH dengan biaya sebesar Rp150 ribu untuk kelas premium ekonomi dari tanggal 18 Oktober hingga 30 November mendatang sebagai upaya menarik minat masyarakat untuk beralih menggunakan transportasi publik berbasis rel.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Direktur Utama Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Dwiyana Slamet Riyadi menyirami kereta cepat WHOOSH disaksikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Wakil Menteri BUMN II Rosan Roeslani dan jajaran direksi Himbara saat peluncuran penjualan tiket WHOOSH di aplikasi mobile di Stasiun Halim, Jakarta, Selasa (17/10/2023). PT KCIC meresmikan aplikasi mobile penjualan tiket bernama WHOOSH Kereta Cepat serta melakukan perjalanan pertama yang mengangkut penumpang berbayar. Pada peresmian tersebut PT KCIC juga memberikan promo bagi penumpang yang membeli tiket melalui aplikasi WHOOSH dengan biaya sebesar Rp150 ribu untuk kelas premium ekonomi dari tanggal 18 Oktober hingga 30 November mendatang sebagai upaya menarik minat masyarakat untuk beralih menggunakan transportasi publik berbasis rel.

EKBIS.CO, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal mengatakan pelambatan pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat dan China akan memberikan dampak signifikan terhadap laju perekonomian Indonesia.

Menurutnya hal itu dikarenakan kedua negara adidaya tersebut merupakan mitra dagang utama Indonesia di pasar internasional.

Baca Juga

"Kalau dalam pengamatan saya, Jepang dan Inggris itu relatif lebih lemah pengaruhnya terhadap Indonesia, dibandingkan dengan China dan Amerika, terutama China," katanya dalam sebuah diskusi di Jakarta, Rabu (21/2/2024).

Faisal mengatakan berdasarkan prediksi dari International Monetary Fund (IMF), pada 2024 laju pertumbuhan ekonomi China akan mengalami pelemahan sekitar 1 persen, sedangkan AS diproyeksikan akan mengalami penurunan yang awalnya 2,1 persen menjadi 1,5 persen.

Ia menilai prediksi pelemahan tersebut akan memberikan dampak yang besar kepada Indonesia, karena secara kumulatif China dan AS masing-masing menyumbang 41 dan 22 persen terhadap pertumbuhan ekonomi dunia dalam 10 tahun terakhir.

Oleh karena itu ia mengatakan, perlu ada strategi untuk mengantisipasi pelambatan laju ekonomi yang dialami oleh kedua mitra dagang utama Indonesia tersebut supaya visi Indonesia Emas 2045 bisa terwujud.

"Jadi ke depan China ini akan terus diperkirakan tumbuh lebih lambat, sehingga dalam kondisi ini perlu waspada, meski Indonesia lebih resilient," katanya.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai kumulatif ekspor Indonesia ke China pada tahun 2023 mencapai 64,9 miliar dolar AS, dengan angka ekspor tertinggi terjadi di Desember yakni mencapai 6,1 miliar dolar AS.

Keuntungan yang didapat oleh Indonesia melalui ekspor ke Amerika Serikat pada tahun yang sama yakni sebesar 23,2 miliar dolar AS, dengan penjualan tertinggi pada Agustus yang mencapai 2,1 miliar dolar AS.

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement