Sebagai aturan praktis, hanya kurang dari separuh kandidat yang lulus tes manual, sementara sekitar 20 persen lebih sedikit yang lulus tes otomatis. Kendati perbedaan ini mungkin disebabkan oleh faktor-faktor yang tidak tercatat, seperti lebih banyak pengemudi yang cemas memilih opsi yang dianggap lebih mudah.
Hal ini juga terjadi karena lebih banyak tes otomatis yang dilakukan di daerah perkotaan dibandingkan pedesaan. Rute tes di perkotaan biasanya lebih menantang sehingga memengaruhi tingkat kelulusan secara keseluruhan.
Pada 2021, Badan Standar Pengemudi dan Kendaraan (DVSA), yang mengelola tes mengemudi, mengatakan bahwa mereka telah mulai mempertimbangkan perubahan yang perlu dilakukan untuk mencerminkan perbedaan antara mobil listrik dan hibrida serta mobil berbahan bakar bensin dan diesel. Gordon Witherspoon, wakil kepala pemeriksa mengemudi DVSA, mengatakan organisasinya terus meninjau tes tersebut.
"Tujuannya untuk memperhitungkan perubahan dalam teknologi, kebiasaan mengemudi, peraturan dan infrastruktur jalan raya," kata dia.