EKBIS.CO, JAKARTA -- Artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan dinilai bukan pengganti karyawan, tapi mitra.
Menurut Machine Learning Engineer Devoteam G Cloud Indonesia Komang Tryana, AI dapat meningkatkan kemampuan karyawan, sehingga pekerjaannya menjadi lebih efisien dan bagus.
"Start small, dream big. Jika ingin mengadopsi AI, mulai dari hal kecil yang pain point-nya besar. Fungsinya untuk mendapatkan quick win dari adopsi ini," ujar Komang di Jakarta, Selasa (12/3/2024).
Selanjutnya, berkolaborasi dengan partner untuk adopsi AI. "Jika business owner tidak memiliki tim data scientist atau machine learning engineer, mereka dapat berkolaborasi dengan partner yang sudah ahli di bidangnya," ujar Komang.
Mengenai perkembangan AI yang dinilai begitu drastis sehingga bisa mengancam kehidupan manusia, Komang berpendapat untuk membuat AI menjadi beraksi optimal dan meminimalkan risiko, perusahaan-perusahaan perlu menerapkan ethical AI yang dibangun dengan panduan untuk menjaga nilai-nilai fundamental. Mulai dari hak, privasi, nondiskriminasi, dan nonmanipulasi.
Tidak bisa dipungkiri bahwa AI bisa mendisrupsi berbagai industri. Di satu sisi, AI dapat membantu menyelesaikan masalah, meningkatkan efisiensi, dan merevolusi dunia kerja.
Namun, AI juga dapat menimbulkan konsekuensi negatif, sehingga penting untuk menerapkan ethical AI. "Kami di Google Cloud telah berkomitmen pada AI yang etis. Prinsipnya adalah fairness, transparency, privacy, and benefits," kata Komang menjelaskan.
Komang menambahkan untuk memahami dinamika evolusi kecerdasan buatan, memang dibutuhkan ketelitian dan kehati-hatian. "Dengan merangkul prinsip-prinsip etis, mendorong inovasi, dan memprioritaskan dampak sosial, kita dapat memanfaatkan kekuatan transformatif AI untuk memajukan bisnis, serta menciptakan masa depan teknologi yang lebih adil, bermanfaat, dan berkelanjutan," ungkap Komang.