EKBIS.CO, JAKARTA -- Badan Pusat Statitistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2024 surplus sebesar 0,87 miliar dolar AS.
Pelaksana Tugas Kepala BPS, Amalia A Widyasanti, mengatakan, meski surplus ini berlanjut selama 46 bulan berturut-turut, tetapi untuk Februari 2024 ini relatif lebih rendah secara month to month (mtm) maupun yeay on year (yoy).
"Pada Februari 2024 neraca perdagangan barang mencatat surplus sebesar 0,87 miliar dolar AS atau turun sebesar 1,13 miliar dolar AS secara bulanan (mtm)," ujar Amalia dalam rilis BPS, Jumat (15/3/2023).
Sedangkan secara tahunan (yoy), neraca perdagangan menurun sebesar 4,54 miliar dolas AS.
Amalia menyebutkan, kondisi ini dipengaruhi komoditas nonmigas yang surplus sebesar 2,63 miliar dolar AS, sedangkan untuk komoditas migas tercatat defisit 1,76 miliar dolar AS. Sedangkan neraca perdagangan secara kumulatif hingga Februari 2024 mencapai 2,87 miliar dolar AS atau mengalami penurunan sebesar 6,42 miliar dolar AS dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu (yoy).
Neraca perdagangan migas dan non migas mengalami penurunan secara komulatif hingga Februari 2024, masing-masing sebesar 0,43 miliar dolar AS dan 5,99 miliar dolas dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.
Hal ini juga dipengaruhi ekspor RI pada Februari 2024 sekitar 19,31 miliar dolar AS yang mengalami penurunan 5,79 persen secara bulanan (mtm) dan turun sebesar 9,45 persen (yoy).
"Penurunan nilai ekspor secara bulanan dan tahunan utamanya disumbang oleh penurunan nilai ekspor sektor industri pengolahan," ujarnya.
Sedangkan, nilai impor RI pada Februari sebesar 18,4 miliar dolar AS atau mengalami penurunan sebesar 0,29 persen secara bulanan namun mengalami peningkatan sebesar 15,84 persen secara tahunan.