EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Zurich Asuransi Indonesia Tbk mengoptimalkan integrasi kecerdasan buatan atau artifical intelligence (AI) untuk meningkatkan layanan asuransi kepada nasabah.
"Kami terus mengembangkan penggunaan teknologi, termasuk optimalisasi peluang melalui teknologi AI," kata Chief Risk Officer PT Zurich Asuransi Indonesia Tbk Wayan Pariama di Jakarta, Jumat (15/3/2024).
Dia mengutip laporan Risiko Global 2024, yang dikembangkan oleh World Economic Forum bekerja sama dengan Zurich dan Marsh McLennan, bahwa AI menempati urutan pertama sebagai aspek yang paling dikhawatirkan dalam dua tahun ke depan.
Kekhawatiran itu muncul karena makin maraknya pembuatan konten AI yang sulit dibedakan dari konten manusia. Hal itu menciptakan tantangan serius dalam mengungkapkan dan menanggapi informasi yang tidak akurat atau menyesatkan (misinformasi dan disinformasi).
Zurich Indonesia menggunakan AI dalam pelayanan untuk nasabah, seperti dalam proses akuisisi asuransi kendaraan. "Untuk memberikan laporan pemeriksaan yang lebih akurat sehingga memungkinkan kami untuk memberikan nilai perlindungan yang sesuai, lebih cepat, lebih akurat, dan meminimalisir kesalahan yang diakibatkan oleh manusia," tutur Wayan.
Namun, Ketua Indonesia AI Society dan Associate Professor Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta Lukas berpendapat kekhawatiran mengenai pemanfaatan teknologi AI dapat diatasi secara efektif melalui integrasi yang bersifat strategis. Menurut dia, potensi teknologi AI dapat mendorong transformasi di industri serta menjadi rekan yang mengolaborasikan inovasi dengan manajemen risiko.
Dengan merangkul berbagai potensi manfaat dari teknologi AI, kita dapat memaksimalkan adopsi teknologi ini di berbagai sektor. "Juga memastikan kapabilitas teknologi ini dimanfaatkan demi kebaikan perusahaan dan konsumen," ujar Lukas.