EKBIS.CO, JAKARTA -- Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Rahmad Pribadi mengatakan pihaknya menerapkan pemberian diskon atau pengurangan harga bagi penjualan pupuk nonsubsidi di 43 titik sentra pangan, guna membantu petani dalam percepatan musim tanam akibat dampak fenomena El Nino.
“Jadi kita di awal tahun 2024 itu (saat musim tanam), kami sudah melakukan yang namanya Gebyar Diskon Pupuk Nonsubsidi. Tujuannya apa? Supaya bisa lebih terjangkau,” kata Rahmad dalam keterangan di Jakarta, Selasa (19/3/2024).
Rahmad menyampaikan penerapan diskon penjualan pupuk nonsubsidi telah dilakukan sejak 2023 hingga awal 2024 melalui Program Gebyar Diskon Pupuk Nonsubsidi.
Program tersebut menyasar 43 titik sentra pangan yang tersebar di Pulau Jawa baik Jawa Tengah, Jawa Timur hingga Jawa Tengah, untuk membantu percepatan musim tanam oleh petani sebelum mendapatkan pupuk subsidi dari pemerintah.
PT Pupuk Indonesia menjual pupuk nonsubsidi sebesar Rp 270 ribu dan petani akan mendapatkan 1 zak pupuk urea dan 1 zak pupuk NPK. Harga tersebut berkurang dari harga normal Rp 450 ribu. Rahmad menyebut program tersebut telah diakses sebanyak 130.763 petani.
“Di mana dilakukan? Dilakukan di 43 titik, kenapa 43 titik? Karena 43 titik itu adalah sentra-sentra pangan, Dan kita lakukan hampir semuanya di Jawa karena memang sentra pangannya ada di Jawa,” ucap Rahmad.
Ia mengungkapkan untuk tahun 2024, penjualan pupuk nonsubsidi lebih banyak dilakukan mada musim tanam di bulan Januari hingga Februari. Pupuk Indonesia melakukan hal tersebut, lanjut Rahmad, karena ingin mendukung percepatan musim tanam.
“Kita ketahui di awal tahun 2024 sebelum (pupuk subsidi) ditingkatkan menjadi 9,5 juta ton oleh pemerintah, subsidi alokasinya itu 4,7 juta ton. Kemudian ada di beberapa daerah yang SK dinasnya belum keluar, sehingga untuk mempercepat musim tanam itu kita lakukan Gebyar Pupuk Nonsubsidi,” ungkap Rahmad.
Ia menegaskan kepentingan utama PT Pupuk Indonesia adalah menjaga ketahanan pangan nasional. Lanjut Rahmad mengatakan dalam menjaga ketahanan pangan nasional tidak bisa dipisahkan dari pupuk karena kontribusinya terhadap produktivitas sangat tinggi.
Dia menyebut dua hal yang harus dilakukan agar ketahanan pangan bisa dicapai, yaitu memastikan ketersediaan pupuk dan memastikan keterjangkauan harga pupuk.
“Pupuk subsidi adalah salah satu cara untuk bisa mencapai keterjangkauan harga pupuk. Tapi PT Pupuk Indonesia tidak berhenti di situ, Pupuk Indonesia juga melakukan hal yang lain salah satunya adalah di tahun 2023 dan awal 2024 kami melakukan Gebyar Diskon Pupuk Nonsubsidi,” ujar Rahmad.
Meski begitu, PT Pupuk Indonesia saat ini sudah mendapat tugas dari pemerintah untuk menyalurkan pupuk subsidi sebanyak 9,5 juta ton sepanjang tahun 2024. Dari jumlah tersebut 5 juta ton di antaranya pupuk urea dan 4,5 juta ton lainnya merupakan NPK.
“Di awal tahun 2024 Presiden Jokowi mengembalikan (alokasi pupuk subsidi) menjadi 9,5 juta ton. Lalu pertanyaannya Pupuk Indonesia mampu atau enggak? Sangat mampu (memasok pupuk subsidi),” kata Rahmad.