EKBIS.CO, JAKARTA -- Ekonom Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengatakan kesiapan digital para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia masih berada di level pemelajar (learner).
Kondisi itu diketahui dari survei yang dilakukan terhadap 600 UMKM di 10 provinsi pada 2023. BRIN memberikan empat klasifikasi level kesiapan digital bagi pelaku usaha kecil.
"Terdapat empat level kesiapan digital UMKM Indonesia, Level 1 basic indeks skor 1-1,75, Level 2 learner itu skor 1,76-2,50, level 3-intermediate punya skor 2,51-3,25, dan level 4 advanced itu skornya 3,26-4," kata Ketua Kelompok Riset Knowledge Based Economy Pusat Riset Ekonomi Makro dan Keuangan BRIN Bahtiar Rifai.
Ia mengatakan, indeks tersebut didapatkan dari enam dimensi yang dinilai mengakomodasi kesiapan UMKM Indonesia untuk on-board. Nilai-nilai tersebut antara lain kepemimpinan, kapasitas usaha, operasional manufaktur, tenaga kerja dan budaya, teknologi, serta ekosistem bisnis.
Menurutnya secara umum indeks kesiapan digital pelaku UMKM yang di level pembelajar masih didominasi oleh usaha mikro dan kecil. Karena para pelaku usaha hanya memanfaatkan teknologi digital untuk pemasaran melalui media sosial dan transaksi e-commerce tanpa dibarengi dengan pemanfaatan lebih lanjut, serta inovasi.
Bahtiar menilai pelaku usaha mikro dan kecil masih bergantung kepada ekosistem digital yang sebelumnya sudah dibentuk oleh pemerintah. Sehingga untuk mengatasi hal ini perlu ada kolaborasi yang memberikan pengetahuan tentang digitalisasi terhadap pelaku UMKM yang menyasar pada digital enterpreneur, serta inovasi digital.
"Kolaborasi antara pemerintah daerah, akademisi, media, komunitas bisnis dan pelaku UMKM diperlukan untuk penguatan kapasitas dan daya saing UMKM menuju Industri 4.0, melalui digital entrepreneur, digital financial literacy, digital skills and learning untuk penumbuhan digital inovation," kata dia.
Sebelumnya Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menargetkan sebanyak 30 juta pelaku UMKM di Indonesia bisa masuk ke ekosistem digital (on-board) di 2024. Sementara itu saat ini angka kumulatif UMKM yang sudah memanfaatkan digitalisasi mencapai 27 juta.