EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan kerja sama pertukaran kurs (currency swap) menjadi salah satu pilihan untuk menjaga ketahanan manufaktur saat kondisi mata uang rupiah melemah, serta adanya potensi eskalasi konflik Iran dan Israel.
Menurutnya, kerja sama tersebut bisa dilakukan dengan negara yang selama ini menjadi pemasok utama dari bahan baku maupun bahan penolong industri di tanah air.
"Misalnya China, kita bisa lakukan kerja sama currency dimana ada swap currency yang dimungkinkan antara yuan China dan rupiah," katanya usai halal bihalal di Kantor Kemenperin di Jakarta, Selasa (16/4/2024).
Ia mengatakan melemahnya mata uang rupiah, serta adanya kemungkinan eskalasi konflik Iran-Israel, keduanya akan mengganggu proses produksi maupun biaya nonproduksi bagi industri di tanah air.
Menperin menilai melemahnya mata uang rupiah akan membawa dampak terhadap impor bahan baku atau bahan penolong yang masih belum tersedia di Indonesia. Hal itu menurutnya, akan meningkatkan biaya produksi serta biaya logistik.
Sedangkan untuk potensi eskalasi konflik Iran-Israel, dirinya menilai bisa mengganggu pasar industri di Indonesia.
"Kita tidak bisa sendirian, kalau bicara soal pasar ekspor pasti akan tertekan dengan adanya perang juga akan tertekan dengan harga yang lebih tinggi. Jadi pasti tidak sehat, sesuatu hal yang harus kita mitigasi, jadi kalau bisa dipercepat kerja sama currency antara rupiah dengan negara-negara pemasok bahan baku atau penolong sehingga tidak perlu harus di intervensi melalui dolar Amerika itu akan lebih baik," ujarnya.
Sebagai informasi nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada Selasa dibuka merosot usai liburan Lebaran 2024 akibat konflik Iran dan Israel, serta sentimen penundaan pemotongan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS).
Pada awal perdagangan Selasa pagi, rupiah turun 240 poin atau 1,51 persen menjadi Rp16.088 per dolar AS dari penutupan perdagangan sebelumnya pada 5 April 2024 sebesar Rp15.848 per dolar AS
Sementara pada Sabtu (13/4) puluhan rudal balistik dan ratusan pesawat nirawak (drone) diluncurkan Iran ke Israel. Korps Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGC) menyatakan bahwa aksi tersebut sebagai balasan atas serangan Israel terhadap Konsulat Iran di Damaskus pada 1 April 2024.