Ahad 28 Apr 2024 11:16 WIB

Beranikah Columbia University Divestasi dari Perusahaan Terkait Israel? 

Endowment fund milik Columbia University mencapai 13,6 miliar dolar AS

Red: Ferry kisihandi
Mahasiswa pro-Palestina terus berkemah di kampus Columbia University untuk memprotes hubungan universitas tersebut dengan Israel, di New York, New York, AS, 24 April 2024.
Foto:

New York Times melaporkan aksi itu melibatkan 150 mahasiswa, mereka menutup semua akses masuk sebuah bangunan kampus. Beberapa bulan kemudian, pemungutan suara trustee lakukan untuk menjual mayoritas saham di perusahaan AS yang berbisnis di Afsel. 

Di antaranya saham di perusahaan ternama American Express, Chevron, Ford, dan Coca-Cola serta perusahaan lainnya. Totalnya mencapai 39 juta dolar AS dan merupakan empat persen dari total portofolio Columbia. 

Keputusan ini menjadikan Columbia sebagai universitas pertama Ivy League yang melakukan divestasi dari Afsel. Lalu, langkah ini diikuti University of California, Berkeley, Johns Hopkins University, dan University of North Carolina. Aparteid di Afsel berakhir awal 1990-an. 

Sejak saat itu, aktivis mahasiswa berhasil mendesak Columbia mendivestasi dana investasinya dari sejumlah wilayah lainnya. Pada 2015, Columbia menjadi universitas pertama yang berdivestasi dari perusahaan-perusahaan pengelola penjara swasta. 

Selama setahun, mahasiswa melakukan kampanye divestasi karena mengkhawatirkan terjadinya pelanggaran HAM. Columbia akhirnya menjual sahamnya di G4S, perusahaan keamanan swasta terbesar di dunia. 

Saham di Corrections Corporation of America, perusahaan penjara swasta terbesar di AS juga dijual. Empat tahun kemudian, yakni 2019, sekelompok mahasiwa bermitra dengan organisasi iklim Extinction Rebellion mogok makan sepekan di perpustakaan universitas.  

Mereka menuntut Columbia mendivestasikan dananya dari batu bara thermal dan bahan bakar fosil. 

Penangkapan di berbagai kampus

Pada Sabtu, polisi melakukan serangkaian penangkapan mahasiswa di sejumlah kampus di AS. Para aktivisi mahasiswa itu terus mendorong adanya gencatan senjata di Gaza. Serangan militer Israel selama enam bulan ini menyebabkan 34 ribu lebih warga sipil Gaza meninggal dunia. 

Polisi Negara Bagian India menangkap 23 mahasiswa Indiana University dan menegaskan mahasiswa tak mendirikan tenda dan berkemah di kampus.’’Kami mendukung aksi damai di kampus yang sesuai kebijakan kampus,’’ demikian pernyataan polisi. 

Polisi Massachusetts membantu pihak kampus membersihkan kemah pengunjuk rasa di Northeastern University di Boston. Sebanyak 102 mahasiswa yang menolak meninggalkan kemah ditangkap. Kampus beralasan, aksi mahasiswa sudah disusupi pihak lain. 

Penangkapan juga terjadi di Arizona State University (ASU). Sebanyak 69 mahasiswa diciduk polisi. Alasan senada disampaikan pihak universitas, sebagian besar mereka yang berkemah di wilayah kampus bukanlah mahasiswa, fakultas, atau staf ASU. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement