Senin 29 Apr 2024 16:50 WIB

Investasi Hilirisasi Didominasi Asing, Bahlil Minta Perbankan Lebih Terbuka

Kontribusi investasi hilirisasi paling besar masih berasal dari investasi asing.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ahmad Fikri Noor
Ilustrasi proses hilirisasi nikel di smelter.
Foto: EPA-EFE/MAST IRHAM
Ilustrasi proses hilirisasi nikel di smelter.

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Menteri Investasi atau Kepala BKPM Bahlil Lahadalia meminta perbankan di Indonesia lebih agresif dalam mendukung pengembangan hilirisasi. Berdasarkan laporan realisasi investasi kuartal I 2024, Bahlil menyampaikan kontribusi investasi hilirisasi paling besar masih berasal dari investasi asing atau penyertaan modal asing (PMA), sedangkan penyertaan modal dalam negeri (PMDN) mayoritas diisi sektor jasa. 

"Kalau hilirisasi dimanfaatkan lebih banyak dari asing, itu PR kita. Perbankan harus lebih terbuka untuk pembiayaan hilirisasi," ujar Bahlil saat konferensi pers realisasi investasi kuartal I 2024 di Jakarta, Senin (29/4/2024).

Baca Juga

Bahlil mengatakan realisasi investasi kuartal I 2024 sendiri mencapai Rp 401,5 triliun atau tumbuh 9,8 persen dibandingkan kuartal IV 2023. Sementara kontribusi realisasi investasi di bidang hilirisasi mencapai Rp 75,8 triliun atau 11,9 persen dari realisasi investasi kuartal I 2024. 

Bahlil memerinci kontribusi tersebut ditopang oleh sejumlah sektor yang terkait dengan hilirisasi seperti mineral dalam hal ini smelter senilai Rp 43,2 triliun yang terdiri atas nikel dengan Rp 33,4 triliun, tembaga sebesar Rp 8,4 triliun, serta bauksit sebesar Rp 1,4 triliun. Kemudian pulp dan paper dari industri kehutanan sebesar Rp 13,3 triliun, CPO dari pertanian sebesar Rp 11,1 triliun, petrokimia dari sektor migas sebesar Rp 7,4 triliun, serta ekosistem kendaraan listrik yang menyumbang sebesar Rp 800 miliar. 

"Ke depan, ini masih menjadi bagian yang akan didorong karena presiden terpilih Pak Prabowo selalu menekankan hilirisasi sebagai bagian prioritas untuk dilanjutkan," ucap Bahlil.

Bahlil menyampaikan lima lokasi yang menjadi PMA tertinggi pada kuartal I 2024 ialah Jawa Barat, Sulawesi Tengah, DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Maluku Utara lantaran adanya pembangunan smelter nikel dan juga akan dibangun ekosistem baterai mobil. Khusus Sulawesi Tengah, lanjut Bahlil, tak hanya masuk dalam lima besar PMA, melainkan juga masuk ke dalam lima teratas pada PMDN. 

"Artinya ini buah transformasi ekonomi di Sulawesi Tengah dari jasa ke industri. Ini yang kita harapkan kenapa industri kita bangun lebih banyak di luar Jawa agar pertumbuhan benar terjadi," sambung Bahlil. 

Sementara untuk lima negara dengan investasi terbesar pada kuartal I 2024 ialah Singapura dengan 4,2 miliar dolar AS, disusul Hong Kong sebesar 1,9 miliar dolar AS, Cina dengan 1,9 miliar dolar AS, AS sebesar 1,1 miliar dolar AS, dan Jepang yang menyumbang 1,0 miliar dolar AS. Bahlil mengatakan pemerintah juga terus mendorong peningkatan investasi dari Timur Tengah, namun hingga saat ini belum memperlihatkan hasil yang optimal jika menilik data realisasi terkini. 

"Kenapa negara Timur Tengah kok belum masuk (lima besar), bukan berarti kita tidak urus, kita urus tapi tidak tahu kapan selesai karena masih dijawab insya Allah akan datang," kata Bahlil.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement