EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris Greg Hands untuk membahas penguatan kerja sama ekonomi dan perdagangan.
"Hubungan dekat kedua negara ditandai dengan kesepakatan Komite Bersama Ekonomi dan Perdagangan (Joint Economic and Trade Commission-JETCO) yang saat ini bermitra dalam tiga sektor kelompok kerja," kata Airlangga dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (30/4/2024).
Airlangga mengharapkan JETCO segera menghasilkan hasil-hasil yang konkret antara lain di bidang energi dan ekonomi digital.
Dalam pertemuan itu, Menteri Perdagangan Inggris Greg Hands mengklaim bahwa Inggris memiliki keunggulan dan pengalaman dalam energi bersih. Untuk itu, ia menawarkan kerja sama energi bersih yang sesuai bagi Indonesia sebagai negara kepulauan. Penerapan energi bersih nantinya dikaitkan dengan pengelolaan kebijakan subsidi.
Greg mengharapkan perdagangan produk susu dan turunannya dalam kerangka JETCO yang masih terdapat kendala dalam pendaftaran, dapat berjalan lancar.
Menanggapi hal itu, Airlangga menegaskan, Indonesia tengah melakukan deregulasi yang menekankan mekanisme lebih mudah untuk pendaftaran produk susu dan turunannya. Upaya tersebut untuk mendukung naiknya permintaan produk susu dan turunannya dengan program pemerintah baru, yakni susu gratis untuk siswa.
Pada pertemuan itu, Airlangga juga menyampaikan dampak penerapan aturan uji tuntas (due dilligence) Inggris bagi produk kelapa sawit Indonesia serta mengharapkan perlakuan aturan yang adil. "Saat ini Indonesia menyuarakan ketidaksetujuan penerapan kebijakan Uni Eropa terhadap produk keberlanjutan. Indonesia dengan Malaysia mengupayakan pengelolaan soal aturan produk keberlanjutan," ujar Airlangga.
Kedua menteri juga membahas gagasan kerja sama perdagangan bebas, aksesi Indonesia sebagai anggota Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) dan kerja sama regional. Menurutnya, Indonesia sendiri siap membuka perdagangan bebas dengan Inggris. Dalam tanggapannya, Menteri Greg menimbang penting masuknya Indonesia ke dalam Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik (CPTPP) di mana Inggris baru saja bergabung.