EKBIS.CO, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan, dari sisi lapangan usaha industri pengolahan menyumbang 19,28 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada kuartal I 2024. Hal ini menyiratkan industri pengolahan masih menjadi mesin penggerak utama perekonomian Indonesia.
“Dari sisi produksi, lapangan usaha secara tahunan mengalami pertumbuhan positif, dengan pemberi kontribusi besar adalah industri pengolahan, perdagangan, pertanian, konstruksi, dan pertambangan. Pengolahan memberikan kontribusi 19,28 persen, perdagangan 13,15 persen, pertanian 11,61 persen, konstruksi 10,23 persen, dan pertambangan 9,34 persen,” kata Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti saat konferensi pers di Jakarta, Senin (6/5/2024).
Peranan kelima lapangan usaha tersebut dalam perekonomian Indonesia mencapai 63,61 persen. Amalia mengatakan, dari sisi pertumbuhan, industri pengolahan tercatat tumbuh 4,13 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 4,43 persen (yoy).
Sedangkan lapangan usaha lain dengan tingkat pertumbuhan paling signifikan adalah administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib yang tercatat sebesar 18,88 persen, diikuti jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 11,64 persen, serta jasa perusahaan sebesar 9,63 persen.
Namun, sektor lapangan pertanian, kehutanan, dan perikanan justru terkontraksi sebesar 3,54 persen. Amalia menilai hal ini disebabkan karena penurunan produksi pertanian di awal tahun 2024 karena fenomena El Nino.
BPS melaporkan bahwa ekonomi Indonesia pada triwulan I-2024 menunjukkan pertumbuhan sebesar 5,11 persen, namun terkontraksi sebesar 0,83 persen jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya (quarter to quarter/q-to-q).
Dari segi besaran Produk Domestik Bruto (PDB) Atas Dasar Harga Berlaku tercatat sebesar Rp 5.288,3 triliun, sedangkan PDB Atas Dasar Harga Konstan mencapai Rp 3.112,9 triliun.
Jika dilihat dari sumber pertumbuhan ekonomi di kuartal I 2024, industri pengolahan menjadi sumber pertumbuhan terbesar 0,86 persen. Pertumbuhan ekonomi juga ditopang lapangan usaha lain seperti konstruksi dengan sumber pertumbuhan 0,73 persen, pertambangan (0,68 persen) dan perdagangan (0,6 persen).