Rabu 12 Jun 2024 09:15 WIB

Bank Dunia Proyeksikan Asia Timur-Pasifik 2024 Tumbuh 4,8 Persen

Pertumbuhan di kawasan Timur Tengah diperkirakan akan terus melambat.

Red: Friska Yolandha
Orang-orang berdiri di jembatan menyaksikan perlombaan perahu naga saat Festival Perahu Naga di sebuah kanal di Tongzhou, pinggiran Beijing, Senin, 10 Juni 2024.
Foto:

Pertumbuhan diproyeksikan akan semakin melemah, menjadi 4,1 persen pada 2025, 0,2 poin persentase lebih rendah dari perkiraan pada Januari terutama karena prospek investasi yang lebih lemah, dan 4 persen pada tahun 2026, karena potensi pertumbuhan terbebani oleh melambatnya produktivitas, melemahnya investasi, dan meningkatnya hambatan demografis.

Di kawasan Asia-Pasifik kecuali China, menyusul pertumbuhan di bawah rata-rata pada tahun lalu, aktivitas diperkirakan meningkat hingga 4,6 persen pada 2024. Pertumbuhan akan didukung oleh peningkatan perdagangan barang global yang akan menguntungkan ekspor dan aktivitas industri, mengimbangi dampak lemahnya pertumbuhan di China.

Percepatan aktivitas diperkirakan akan mencapai tingkat tertinggi di beberapa negara yang paling berorientasi ekspor, termasuk Thailand dan Vietnam.

Pemulihan pariwisata global dari pandemi ini hampir selesai, namun berlanjut di Asia Timur dan Pasifik dimana pembukaan kembali pariwisata sempat tertunda di beberapa negara, terutama di China.

Hal tersebut akan membantu meningkatkan ekspor jasa di beberapa negara, termasuk Kamboja dan Thailand.

Pada 2025, pertumbuhan diperkirakan akan meningkat menjadi 4,7 persen, dan kemudian menjadi 4,8 persen pada 2026, karena perusahaan perdagangan global dan tingkat pertumbuhan di kawasan tersebut menyatu menuju potensinya.

Sementara itu, meskipun risiko terhadap prospek regional telah menjadi lebih seimbang sejak Januari, risiko tersebut masih cenderung mengarah ke sisi negatifnya.

Risiko-risiko negatifnya mencakup meningkatnya konflik bersenjata dan meningkatnya ketegangan geopolitik di seluruh dunia, fragmentasi kebijakan perdagangan yang lebih lanjut, dan pertumbuhan China yang lebih lemah dari perkiraan, serta dampak buruknya ke wilayah yang lebih luas.

Kondisi keuangan yang lebih buruk dari perkiraan dan bencana alam, termasuk kejadian cuaca ekstrem yang lebih sering terjadi akibat perubahan iklim, terutama badai tropis dan banjir yang merusak, juga dapat mengakibatkan pertumbuhan yang lebih lambat dari perkiraan.

Sebaliknya, pertumbuhan Amerika Serikat (AS) yang lebih cepat dari perkiraan dapat berdampak positif terhadap aktivitas regional.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement