Ahad 07 Jul 2024 12:55 WIB

Swasembada Gula Harus Diiringi Kesejahteraan Petani Tebu

Program Makmur tingkatkan produktivitas lahan tebu petani.

Red: Budi Raharjo
Petani tebu di Desa Prajekan Kidul, Kecamatan Prajekan, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur. (ilustrasi)
Foto: Dok. PTPN Group
Petani tebu di Desa Prajekan Kidul, Kecamatan Prajekan, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur. (ilustrasi)

EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) menegaskan komitmen mewujudkan swasembada gula nasional dengan diiringi penguatan petani agar membawa dampak peningkatan kesejahteraan petani. Hal itu disampaikan Direktur Keuangan SGN, Hariyanto, di acara gelar teknologi dan seremonial panen dan tanam tebu program Makmur di kebun tebu Mangliwetan Bondowoso.

Hariyanto mengatakan Program Makmur merupakan bagian dari rangkaian sinergi yang bangun untuk menyukseskan swasembada gula. Ekosistem dinilai sebagai hal penting karena SGN tidak bisa bergerak sendiri-sendiri. Mulai dari pemenuhan benih, pupuk, pendanaan perbankan, hingga pabrik gula sebagai off taker.

"Yang terpenting pencapaian swasembada gula diiringi dengan penguatan petani dengan membantu akses permodalan, benih hingga saprodi atau sarana produksi," ujar direksi anak perusahaan PTPN

III (Persero) Holding Perkebunan ini.

Salah satu kendala yang dihadapi petani tebu adalah akses dan ketersediaan saprodi di antaranya pupuk yang dibutuhkan tanaman untuk proses pertumbuhan dan peningkatan produktivitas. Hal ini disampaikan Rolis Wikarsono Ketua Dewan Pimpinan Cabang Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (DPC APTRI) PG Pradjekan.

"Lahan kami sekitar 6.500-an hectare di hampir seluruh kabupaten Situbondo telah terlingkupi Program Makmur, Program Mari Kita Majukan Usaha Rakyat. Kami mendapatkan jaminan pupuk yang asli dan prosesnya hanya dua tiga hari, harganya kompetitif," kata Rolis bercerita.

Petani mitra PG Pradjekan merupakan petani tebu yang pertama mengakses Program Makmur tiga tahun lalu. Dampak dari program tersebut kini dirasakan oleh para petani, selain jaminan ketersediaan pupuk, peningkatan produktivitas hingga peningkatan pendapatan petani.

"Tahun ini peningkatan produktivitas luar biasa, sebelumnya di 76 kini menjadi 110 ton per hektare, rendemen naik, pendapatan petani juga naik," ungkap Mohammad Sholeh Kusuma, General Manager PG Pradjekan.

Kenaikan produktivitas tersebut dinilai cukup signifikan, mencapai 45 persen dari semula 76 ton per hektare menjadi 110 ton per hektare. Kenaikan rendemen mencapai 9,9 persen dari 8,14 persen menjadi 8,94 persen sehingga pendapatan petani meningkat dari semula Rp 53,4 juta per hektare menjadi Rp 69,4 juta per hektare.

Direktur Keuangan dan Umum PT Petrokimia Gresik, Robby Setiabudi Madjid, mengapresiasi peningkatan produktivitas petani tebu mitra PG Pradjekan. Ia menyakini melalui sistem bagi hasil dengan petani, ditambah dengan kinerja SGN, petani akan tambah makmur.

"Setelah kami berdiskusi dengan mitra tadi kebetulan pabrik gula Prajekan ternyata rangking 1 terkait rendemen seluruh SGN. Selain itu, kami berterima kasih pada semua ekosistem yang berada di Program Makmur ini kami karena mensukseskan juga ketahanan pangan nasional," ucap Robby.

Gelar Teknologi serta Seremonial Panen dan Tanam Tebu bertujuan meningkatkan kepercayaan petani dalam memanfaatkan ekosistem Program Makmur serta aplikasi teknologi Smart Precision Farming pada komoditas tebu. Dalam kesempatan tersebut selain dilakukan prosesi tanam tebu perdana, juga dilakukan demo pemupukan yang menggunakan pesawat nirawak (drone).

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement