Ahad 11 Aug 2024 15:22 WIB

Pasar Sedang Bergejolak, Apa yang Perlu Dilakukan Investor?

Penurunan pasar saham adalah peluang untuk menambah portofolio.

Rep: Eva Rianti/ Red: Ahmad Fikri Noor
Karyawan beraktivitas di dekat layar elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Foto: Republika/Prayogi
Karyawan beraktivitas di dekat layar elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

EKBIS.CO,  JAKARTA – Saham-saham AS kembali bangkit setelah pasar mengalami hari terburuknya dalam dua tahun pada Senin (5/8/2024), namun rata-rata investor masih diselimuti kekhawatiran. Selama tiga hari penurunan berturut-turut, S&P 500 merosot lebih dari 6 persen sebelum menguat lagi pada Selasa (6/8/2024), naik 1,6 persen pada perdagangan tengah hari.

“Seperti inilah pasar yang didorong oleh emosi. Anda menjalani periode tiga hari yang sangat menantang, namun penurunan tersebut tidak dapat dibenarkan oleh data yang ada, itulah sebabnya Anda mengalami hari seperti ini,” kata Kepala Riset Investasi Nationwide Mark Hackett, dikutip dari AP News, Rabu (7/8/2024).

Baca Juga

Bagi masyarakat awam, apa cara terbaik untuk menangani volatilitas pasar? Nasihat terbaiknya adalah jangan melakukan apa pun, namun pada akhirnya respons Anda sebagian bergantung pada keadaan dan tujuan keuangan Anda.

Apa yang Harus Dilakukan Secara Umum?

Seiring dengan banyaknya volatilitas pasar, para ahli memberikan masukan mengenai apa yang harus dilakukan ketika kondisi tersebut terjadi di pasar saat berinvestasi.

“Penting untuk diingat bahwa berinvestasi di pasar saham adalah sebuah permainan yang panjang. Akan ada volatilitas, jadi waspadalah terhadap reaksi spontan dan menarik uang Anda saat ada tanda-tanda penurunan,” kata Courtney Alev, advokat konsumen untuk CreditKarma.

“Menjual saham secara sering atau bertahap dapat menimbulkan biaya untuk setiap transaksi dan biaya tersebut dapat bertambah dengan cepat,” lanjutnya.

Pemimpin Redaksi Investopedia Caleb Silver menyuarakan pandangan yang sama. Ia mengingatkan bahwa penjual mungkin juga harus membayar pajak atas keuntungan apapun.

“Bagi investor sehari-hari, volatilitas adalah harga yang Anda bayarkan untuk berinvestasi di pasar saham. Tetapi sangat meresahkan ketika kita melihat penurunan pasar yang besar sebesar 2—3 persen,” kata Silver.

Lebih lanjut, Silver mendesak para investor untuk mengingat bahwa pasar mengalami koreksi, rata-rata 10 persen atau lebih, setahun sekali. Dan bahwa biasanya pasar kembali ke nilai rata-rata, yakni pengembalian tahunan rata-rata 8—10 persen per tahun sejak 1950-an.

Apa yang Harus Dilakukan bagi Investor Muda?

Menurut Silver, bagi kaum muda yang baru mulai berinvestasi, penurunan pasar saham adalah peluang untuk menambah portofolio dengan harga yang lebih murah. Yakni dengan membeli ketika pasar sedang jatuh atau banyak turun.

“Anda mengurangi harga rata-rata yang Anda bayarkan untuk surat berharga, saham, reksa dana, atau dana indeks yang Anda miliki (saat Anda membeli di pasar turun),” kata dia.

“Jadi ketika pasar kembali ke mean dan naik lagi, Anda mengambil keuntungan dari membeli dengan harga lebih murah, dan itu menambah nilai portofolio Anda,” lanjutnya.

Namun dalam hal penjualan, dia mengatakan saran terbaik bagi sebagian besar investor adalah tidak melakukan apapun dan menunggu hingga volatilitas mereda.

Apa yang Harus Dilakukan Jika Anda Hampir Pensiun?

Advokat konsumen untuk CreditKarma Courtney Alev mengatakan, setiap kali Anda berinvestasi di saham, penting untuk memperhatikan jangka waktu Anda. Misalnya, apakah Anda memperkirakan perlu melakukan likuiditas dalam waktu dekat.

“Dalam hal ini, Anda mungkin lebih baik memilih cara yang tidak terlalu fluktuatif dan lebih menghindari risiko dalam menumbuhkan uang Anda, seperti rekening tabungan dengan imbal hasil tinggi,” ujarnya.

Jika tidak, Anda bisa mengalihkan investasi Anda ke produk yang bisa melindungi Anda dari naik turunnya pasar atau kejadian tak terduga.

Silver mengatakan, rekening tabungan hasil tinggi, sertifikat deposito, dan rekening pasar uang saat ini memperoleh imbal hasil sekitar 4—5 persen bagi investor yang lebih berhati-hati atau konservatif.

Hackett dari Nationwide mengatakan, masuk akal untuk secara berkala menyeimbangkan kembali eksposur yang dimiliki seseorang dalam portofolionya secara umum, baik triwulanan atau tahunan, untuk memastikan tidak ada risiko lebih besar dari yang diinginkan terkait dengan, misalnya, saham teknologi atau sektor lainnya.

“Jika eksposur Anda tidak sejalan dengan rencana jangka panjang Anda, kembalikan eksposur tersebut,” kata dia.

Meski begitu, Hackett menambahkan bahwa dia melihat tren kinerja saham teknologi yang lebih baik mungkin akan berlanjut di masa depan.

Apa yang Harus Dilakukan Jika Anda Mempunyai Utang?

Para ahli sepakat bahwa, bagi investor yang mempunyai utang, penting untuk fokus melunasi pinjaman, terutama pinjaman berbunga tinggi, sebelum melakukan investasi besar.

“Artinya, jika Anda mampu melunasi pinjaman dan berinvestasi sedikit secara bersamaan, Anda secara efektif membayar diri Anda di masa depan karena bertanggung jawab atas utang Anda sambil meningkatkan investasi Anda dari waktu ke waktu,” kata Silver.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement