EKBIS.CO, JAKARTA -- Perdebatan Indonesia vs Malaysia kembali memanas setelah netizen Malaysia menyindir capaian medali Indonesia dalam Olimpiade Paris 2024. Salah satu netizen Malaysia mempertanyakan kemampuan Indonesia dalam mencari talenta atlet sehingga hanya peroleh 3 medali, padahal jumlah penduduk capai 280 juta jiwa.
Indonesia memang termasuk negara berkembang dengan jumlah populasi jumbo, keempat terbesar di dunia. Ini membuat Indonesia masuk negara G20 dengan konsumsi banyaknya rakyat menjadi tulang punggung pertumbuhan perekonomian.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbunan Ekonomi Indonesia pada kuartal II 2024 berada di angka 5,05 persen (y-on-y). Dari sisi lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 10,17 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, pengeluaran konsumsi lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga (PK-LNPRT) mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 9,98 persen.
Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh Edy Mahmud menyampaikan pertumbuhan ekonomi mengacu pada besaran produk domestik bruto (PDB) pada Kuartak II 2024 ini. PDB atas harga berlaku sebesar Rp 5.536,5 triliun dan PDB atas dasar harga konstan sebesar Rp 3.231 triliun rupiah.
"Sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2024 bila dibandingkan dengan kuartal II 2023 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,05 persen," kata Edy dalam konferensi pers BPS, beberapa pekan lalu.
Pertumbuhan secara tahunan itu, lanjut dia, tercatat lebih rendah dari pertumbuhan di tahun sebelumnya. Pada Kuartal II 2023, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,17 persen.
Jika dibandingkan dengan Malaysia, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Kuartal II 2024, masih lebih kecil. Dalam konferensi pers tersebut, Edy memaparkan fakta pertumbuhan ekonomi Malaysia di periode tersebut, menyentuh angka 5,8 persen.
Dikutip dari Channel News Asia, sektor jasa berperan menjadi pemicu. Tercatat ada ekspansi 5,6 persen dari sektor tersebut pada April-Juni 2024. Pertumbuhan ini, lanjut dia bakal semakin matang didukung oleh kinerja yang lebih baik di subsektor perdagangan besar dan eceran, transportasi dan penyimpanan, serta keuangan dan asuransi.
Lalu bagaimana dengan PDB per kapita kedua negara?
BPS mencatat Perekonomian Indonesia 2023 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp 20.892,4 triliun dan PDB per kapita mencapai Rp 75,0 juta atau 4.919,7 dolar AS. Dikutip dari Focus Economic, PDB per kapita Malaysia pada 2023 telah menyentuh angka 12.090 dolar AS, lalu mengacu pada data World Bank yakni 11.691,4 dolar AS.