Kamis 05 Sep 2024 14:44 WIB

Kritis Hingga Akhir Hayat, Faisal Basri Konsisten Tolak Tawaran Jadi Komisaris BUMN

Tawaran komisaris selalu datang sejak era Soeharto, tapi konsisten ditolak.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Lida Puspaningtyas
Ekonom Faisal Basri memberikan keterangan saat menjadi ahli yang  dihadirkan oleh Tim Hukum Nasional AMIN dalam sidang lanjutan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2024 di Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Senin (1/4/2024). Agenda sidang lanjutan tersebut yaitu Pembuktian Pemohon (Mendengarkan keterangan ahli dan saksi Pemohon serta Pengesahan alat bukti tambahan Pemohon). Tim Hukum Nasional Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar menghadirkan 7 ahli dan 11 saksi dalam sidang lanjutan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) tersebut.
Foto:

Sebagai salah satu pendiri Indonesia Corruption Watch (ICW), Faisal juga sering berbicara lantang tentang pentingnya memberantas korupsi di Indonesia, terutama di sektor ekonomi dan pemerintahan. Keluarga besar ICW pun menyampaikan duka cita sangat mendalam atas berpulangnya ilmuwan pejuang yang tak kenal takut kepada rezim tersebut.

"Faisal Basri adalah orang yang konsisten dan banyak berkontribusi dalam gerakan antikorupsi," tulis ICW dalam keterangan resminya, Kamis (5/9/2024).

Integritas, keberpihakan dan keberanian Faisal Basri juga tidak diragukan dalam kerja-kerja advokasi dan kampanye antikorupsi. "Beliau adalah salah satu sahabat dan suporter ICW yang sering membantu kami dalam banyak hal. Selamat jalan Bang Faisal, semoga segala amal ibadah almarhum diterima dan almarhum diberikan tempat terbaik di sisiNya," tulis ICW.

Faisal Basri diketahui memiliki riwayat pendidikan mentereng. Dia menyelesaikan pendidikan sarjananya di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia (1985) dan meraih gelar Master of Arts bidang ekonomi di Vanderbilt University, Nashville, Tennessee, Amerika (1988), sebagaimana dikutip dari laman LPEM FEB UI.

Keponakan dari mendiang mantan wakil presiden RI Adam Malik ini memulai karir sebagai pengajar pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia untuk mata kuliah Ekonomi Politik, Ekonomi Internasional, Ekonomi Pembangunan, dan Sejarah Pemikiran Ekonomi.

Faisal juga merupakan pengajar pada Program Magister Akuntansi (Maksi), Program Magister Manajemen (MM), Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Pembangunan (MPKP), dan Program Pascasarjana Universitas Indonesia (1988-sekarang).

Dalam karir akademisnya, Faisal pernah menjadi Ketua Jurusan ESP (Ekonomi dan Studi Pembangunan) FEB UI (1995-1998), dan Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Perbanas Jakarta (1999-2003).

Sementara di bidang pemerintahan, Faisal Basri pernah mengemban amanah sebagai anggota Tim “Perkembangan Perekonomian Dunia” pada Asisten II Menteri Koordinator Bidang EKUIN (1985-1987) dan anggota Tim Asistensi Ekuin Presiden RI (2000).

Dalam catatan Republika, Faisal juga merupakan salah satu satu pendiri organisasi Majelis Amanah Rakyat (Mara), yang di kemudian hari menjadi Partai Amanat Nasional (PAN). Faisal pernah menjabat sekjen DPP PAN berpasangan dengan Amien Rais yang menjadi ketum PAN pada awal Reformasi.

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement