Selasa 08 Oct 2024 13:48 WIB

Pabrik LBM Energi Baru Indonesia Diresmikan, Bakal Jadi Produsen Katoda Terbesar Dunia

Pada akhir 2025, kapasitas produksi pabrik katoda itu mencapai 120 ribu kiloton.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meresmikan pabrik katoda PT LBM Energi Baru Indonesia di Kendal Industrial Park, Jawa Tengah (Jateng), Selasa (8/10/2024).
Foto: Republika/Kamran Dikarma
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meresmikan pabrik katoda PT LBM Energi Baru Indonesia di Kendal Industrial Park, Jawa Tengah (Jateng), Selasa (8/10/2024).

EKBIS.CO, KENDAL -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meresmikan pabrik katoda PT LBM Energi Baru Indonesia di Kendal Industrial Park, Jawa Tengah (Jateng), Selasa (8/10/2024). Terletak di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal, pabrik tersebut diproyeksikan menjadi fasilitas produksi katoda Lithium Ferro-Phospate  (LFP) terbesar di dunia di luar China. 

"Di atas lahan ini telah berdiri sebuah pabrik bahan katoda LFP baterai lithium kerja sama PT LBM Energi Baru Indonesia dan Indonesia Investment Authority (INA) dengan total nilai investasi 350 juta dolar AS dan proyeksi pendapatan mencapai 1,2 miliar dolar AS per tahun melalui ekspor ke Amerika, Eropa, Jepang, dan Korea," kata Luhut dalam pidato sambutannya. 

Baca Juga

"Kerja sama ini merupakan langkah strategis dalam membangun fasilitas produksi katoda LFP terbesar di luar China. Ini bukan sekadar pabrik, tapi juga fondasi dari ekosistem EV (kendaraan listrik) Indonesia yang terintegrasi," tambah Luhut. 

Dia mengungkapkan, setelah Fase II beroperasi pada akhir 2025, kapasitas produksi pabrik katoda PT LBM Energi Baru Indonesia bakal mencapai 120 ribu kiloton. Menurut Luhut, hal itu bakal menempatkan Indonesia dalam posisi terdepan di pasar global. 

"Melalui penyempurnaan rantai produksi baterai lithium, tidak kurang dari 3 juta unit kendaraan listrik di seluruh dunia akan dipenuhi kebutuhan baterai lithiumnya oleh industri di Indonesia," ujar Luhut. 

Dia menambahkan, dibukanya pabrik katoda PT LBM Energi Baru Indonesia turut membuka lapangan kerja. "Dengan penciptaan lebih dari 2.000 lapangan kerja, 92 persen di antaranya diisi oleh tenaga kerja lokal, ini adalah contoh nyata bagaimana investasi besar bisa berdampak langsung pada kesejahteraan rakyat," ucapnya. 

Ketua Dewan Direktur INA, Ridha Wirakusumah, mengatakan, tingkat permintaan LFP mengalami pertumbuhan pesat. Hal itu dipicu peralihan global menuju kendaraan listrik atau EV dan energi terbarukan. 

"Kami percaya bahwa inisiatif ini dapat turut memposisikan Indonesia sebagai pemain penting dalam ekosistem baterai global. Dengan membangun kemampuan produksi yang kuat, Indonesia semakin siap memenuhi permintaan yang terus meningkat atas bahan katoda LFP di masa depan," kata Ridha di acara peresmian pabrik katoda PT LBM Energi Baru Indonesia.

Sementara itu President Director LBM, Shi Jun Feng, mengatakan, peluncuran resmi tahap pertama proyek PT LBM Energi Baru Indonesia menandai tahap baru dalam proses internasionalisasi sumber lithium. "Pembangunan dan operasional proyek PT LBM Energi Baru Indonesia mengisi kekosongan Indonesia di bidang bahan katoda baterai lithium, secara signifikan memperkuat rantai industri baterai lithium baru Indonesia," ujar Shi. 

Dia mengungkapkan, PT LBM Energi Baru Indonesia akan memanfaatkan keunggulan awal, keunggulan modal, keunggulan biaya, keunggulan skala, serta keunggulan teknologi untuk menjadi basis penting dalam produksi bahan katoda lithium di seluruh dunia. 

"Dalam satu sampai dua tahun ke depan, PT LBM Energi Baru Indonesia akan menjadi satu-satunya pabrik di luar Cina yang memiliki kapasitas produksi skala bahan LFP, yang akan memungkinkan PT LBM Energi Baru Indonesia lebih baik dalam melayani pelanggan global dan memenuhi kebutuhan perkembangan pasar yang cepat di berbagai daerah," kata Shi. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement