Kamis 24 Oct 2024 16:48 WIB

Inflasi Indonesia Diprediksi Bergerak Stabil, Rupiah Menguat 

Nilai tukar mata uang rupiah mengalami penguatan.

Rep: Eva Rianti/ Red: Ahmad Fikri Noor
Petugas menghitung uang dolar Amerika Serikat dan rupiah.
Foto:

Sentimen Eksternal 

Selain sentimen internal, Ibrahim mengungkapkan ada beberapa sentimen eksternal yang membuat rupiah mengalami penguatan pada hari ini. Mulai dari faktor ekspektasi penurunan suku bunga The Fed, masalah geopolitik, hingga faktor tensi Pilpres AS. 

“Komentar terbaru dari pejabat Fed telah mengindikasikan bank sentral akan mengambil pendekatan bertahap untuk memangkas suku bunga. Beige Book bank sentral yang dirilis pada Rabu menunjukkan aktivitas ekonomi sedikit berubah dari September hingga awal Oktober, sementara perusahaan melihat peningkatan dalam perekrutan, melanjutkan tren baru-baru ini yang telah memperkuat ekspektasi bahwa Fed akan memutuskan pemotongan yang lebih kecil sebesar 25 basis poin pada pertemuan November,” jelasnya. 

Ibrahim melanjutkan bahwa saat ini pasar memperkirakan peluang 88,9 persen untuk pemotongan 25 basis poin pada pertemuan Fed November, dengan peluang 11,1 persen bahwa bank sentral mempertahankan suku bunga tetap stabil, menurut FedWatch Tool CME. Pasar sepenuhnya memperkirakan penurunan setidaknya 25 bps sebulan lalu, dengan peluang 53 persen untuk penurunan 50 bps. 

Selain itu, sentiment tensi geopolitik di Timur Tengah juga memengaruhi pergerakan mata uang, termasuk kepada Indonesia. 

Ibrahim menuturkan, pejabat Israel telah menyampaikan retorika keras terhadap Iran pada Rabu, yang menimbulkan kekhawatiran bahwa serangan Israel terhadap Teheran akan menyebabkan eskalasi yang mengerikan dalam perang tersebut. Israel juga terus melancarkan serangan terhadap Hamas dan Hizbullah.

Tak hanya itu, ketegangan Pemilihan Presiden (Pilpes) di AS juga menjadi salah satu sentimen. Ibrahim menyebut, Di AS, calon dari Partai Republik Donald Trump terlihat mengungguli Wakil Presiden Kamala Harris dalam pemilihan umum mendatang, yang akan berlangsung kurang dari dua minggu lagi. Namun, pasar masih memperkirakan persaingan yang sengit, yang membuat ketidakpastian tetap tinggi atas masa depan politik AS. 

Dengan adanya berbagai sentimen yang terjadi, Ibrahim memperkirakan Mata Uang Garuda akan melanjutkan penguatan pada perdagangan esok hari. 

“Untuk  perdagangan besok (Jumat, 25 Oktober 2024), mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di rentang  Rp15.540—Rp15.600 per dolar AS,” tutupnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement