Kamis 31 Oct 2024 01:26 WIB

Kemenperin Perkuat Hilirisasi, Tingkatkan Daya Saing Tembaga dan Timah

Sektor tembaga dan timah memiliki peran penting dalam mendukung industri hilir.

Rep: Frederikus Bata/ Red: Friska Yolandha
Kementerian Perindustrian terus memperkuat hilirisasi dan meningkatkan daya saing industri tembaga dan timah nasional.
Foto:

Namun, mulai 1 Januari 2025 konsentrat tembaga dan lumpur anoda akan dilarang ekspornya. Ini merupakan upaya untuk terus mendorong hilirisasi. Di sisi lain, timah masih banyak diekspor dalam bentuk logam mentah. 

"Hilirisasi harus menjadi fokus utama untuk menghasilkan produk dengan nilai tambah yang lebih tinggi, seperti katoda tembaga, tin plate, dan produk hilir lainnya. Hal ini juga akan memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain utama di pasar internasional," tegas Setia.

Dirjen ILMATE menambahkan, Kemenperin akan membentuk material center untuk tembaga dan timah. Pusat bahan baku ini diharapkan menjadi induk inovasi dan distribusi bahan baku yang terkoordinasi dengan baik untuk industri tembaga dan timah dalam negeri.

"Material center ini akan mendukung hilirisasi, mengurangi ketergantungan pada impor bahan baku, serta memperkuat efisiensi rantai pasok sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekspor produk bernilai tambah tinggi,” jelas Setia.

Sejalan dengan komitmen Indonesia untuk mencapai net zero emission, Copper and Tin Industry Forum 2024 juga mengangkat topik penting mengenai penerapan prinsip ekonomi sirkular dan green industry di sektor tembaga dan timah. "Penggunaan bahan baku daur ulang, efisiensi energi, dan pengelolaan limbah menjadi isu utama dalam mencapai industri yang berkelanjutan,” ujar Direktur Industri Logam, Rizky Aditya Wijaya.

Kemenperin memberikan apresiasi kepada seluruh peserta forum yang telah berpartisipasi aktif dalam diskusi yang konstruktif. “Kami berharap forum ini dapat mendorong tindak lanjut berupa kolaborasi nyata antara produsen dan pengguna bahan baku tembaga dan timah, sehingga pemanfaatan bahan baku lokal dapat lebih dioptimalkan, serta industri pengguna dapat lebih berdaya saing baik di pasar domestik maupun global,” papar Rizky.

Hilirisasi telah menjadi isu utama yang terus dibahas. Kebijakan tersebut mulai diimplementasikan di era Presiden Joko Widodo, dan kini dilanjutkan ke masa pemerintahan Prabowo Subianto.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement