Adapun, underlying SSF tersebut merupakan lima saham yang likuid dan memiliki fundamental baik, diantaranya BBRI, BBCA, MDKA, TLKM, dan ASII.
"Investor yang ingin bertransaksi SSF dapat membuka rekening derivatif di perusahaan sekuritas Anggota Bursa (AB) yang telah memperoleh izin sebagai AB derivatif," ujar Iman.
Saat peluncuran, terdapat tiga AB derivatif, yaitu PT Binaartha Sekuritas, PT Ajaib Sekuritas Asia, dan PT Phintraco Sekuritas. Adapun PT Binaartha Sekuritas juga bertindak sebagai Liquidity Provider atas perdagangan SSF di pasar sekunder.
Iman mengatakan BEI akan terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada investor agar lebih mengenal dan memahami mekanisme perdagangan, serta potensi risiko dan return dalam berinvestasi di kontrak berjangka.
“BEI akan senantiasa adaptif dan inovatif dalam mengembangkan variasi produk non-saham, termasuk produk derivatif, agar dapat dimanfaatkan oleh investor pasar modal Indonesia untuk mengoptimalkan keuntungan," ujar Iman.
Pihaknya mengajak AB untuk turut aktif dalam perdagangan derivatif di BEI.
“Saat ini baru terdapat tiga AB yang telah menyediakan fasilitas perdagangan single stock futures yaitu PT Binaartha Sekuritas, PT Phintraco Sekuritas, dan PT Ajaib Sekuritas Asia. Semoga setelah ini akan lebih banyak lagi anggota bursa yang turut serta meramaikan perdagangan derivatif dengan menjadi anggota bursa derivatif," ujar Iman.
Dengan peluncuran SSF, Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik berharap investor dapat memanfaatkannya sebagai alternatif produk investasi.
“Investor dapat mengoptimalkan keuntungan investasinya dengan SSF melalui capital gain dan dapat menjadi hedging saat pasar sedang bearish," ujar Jeffrey.
Dengan kehadiran SSF, Ia berharap dapat meningkatkan minat masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia sehingga dapat mendukung peningkatan likuiditas, jumlah investor, dan resiliensi pasar modal terhadap fluktuasi pasar global di masa depan.