Sebaliknya, kondisi lebih baik ditemukan di tingkat SMA dan SMK, di mana sebagian besar guru honorer memiliki gaji rata-rata di atas Rp 2 juta. Namun, jumlah ini tetap belum cukup memenuhi kebutuhan hidup layak.
Agung menjelaskan, keterbatasan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) menjadi penyebab utama rendahnya gaji guru honorer. Bahkan dengan porsi Dana BOS yang ditingkatkan hingga 60 persen, banyak daerah masih belum mampu memenuhi standar kesejahteraan.
Untuk mengatasi masalah ini, IDEAS merekomendasikan kebijakan inovatif seperti yang diterapkan di DKI Jakarta, di mana semua guru honorer diangkat menjadi Guru Kontrak Kerja Individu (KKI) dengan gaji yang lebih baik dan status kerja yang jelas.
Sementara Sekretaris Great Edunesia, Mulyadi Saputra menekankan perlunya intervensi pemerintah pusat dan daerah. “Tidak cukup hanya mengandalkan Dana BOS. Pemerintah harus hadir dengan langkah konkret untuk memastikan guru honorer mendapat penghasilan yang layak," ujar Mulyadi.