Taruna juga menyoroti peran besar BUMN Kesehatan seperti Biofarma, Indofarma, dan Kimia Farma yang memiliki jaringan 38 ribu outlet dan apotek.
"Ini adalah aset penting dalam mendorong sektor kesehatan, pangan, dan obat tradisional," ucap Taruna.
Dari data yang disampaikan Taruna, terdapat 61 juta UMKM yang menjadi tumpuan hidup bagi 117 juta penduduk Indonesia. Sebanyak 4,3 juta UMKM bergerak di sektor pangan, makanan olahan, dan siap saji. Namun, baru 60 ribu UMKM yang telah tersertifikasi oleh BPOM.
"Kehadiran sertifikasi tidak hanya melindungi keamanan masyarakat, tetapi juga memiliki potensi ekonomi yang besar," kata Taruna.
Ia mencontohkan bagaimana makanan siap saji dapat diperpanjang masa simpannya melalui teknologi kemasan khusus, yang memungkinkan produk dipasarkan lebih luas, bahkan hingga ke pasar ekspor. Selain itu, sektor obat tradisional Indonesia juga memiliki peluang besar.
"Kita sangat kaya, dengan 17.280 jenis obat asli Indonesia, termasuk jamu-jamuan. Namun, banyak yang belum diolah dan dioptimalkan. Ini adalah sumber ekonomi yang menjanjikan," lanjut Taruna.
Kerja sama ini, menurut Taruna, selaras dengan visi Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka untuk menjadikan UMKM sebagai pilar utama menuju Indonesia Emas 2045. Dengan sinergi antara BPOM dan Kementerian BUMN, diharapkan UMKM Indonesia tidak hanya mampu tumbuh, tetapi juga menjadi pemain global yang mendukung kemandirian ekonomi nasional.
"Kesimpulannya, kami berharap kerja sama ini mendukung program utama Pak Presiden, yaitu memastikan Indonesia memasuki era Indonesia Emas 2045 dengan sukses dan selamat," kata Taruna.