Jumat 06 Dec 2024 20:45 WIB

Mirae Asset Prediksi IHSG Capai 8.000 pada 2025

Tahun ini, volatilitas pasar saham Indonesia cukup besar dengan rekor 7.905.

Red: Friska Yolandha
PT Mirae Asset Sekuritas memprediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai 8.000 pada 2025.
Foto: Republika/Prayogi
PT Mirae Asset Sekuritas memprediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai 8.000 pada 2025.

EKBIS.CO,   JAKARTA -- PT Mirae Asset Sekuritas memprediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai 8.000 pada 2025 di tengah potensi perang dagang. Mirae melihat banyaj peluang penurunan suku bunga.

"Kita expect bahwa di sepanjang tahun 2025, IHSG dengan asumsi bahwa ekonomi masih akan tetap stabil di kisaran 5 persen, kita lihat banyak peluang penurunan suku bunga meskipun relatif terbatas, itu IHSG akan berada di level 8.000 di tahun 2025," ujar Head of Research & Chief Economist Mirae Asset Rully Arya Wisnubroto dalam Investor Network Summit 2024, yang dikutip di Jakarta, Jumat (6/12/2024).

Baca Juga

Tahun ini, volatilitas pasar saham Indonesia disebut cukup besar dengan rekor tertinggi IHSG 7.905. Posisi itu mendekati prediksi Mirae Asset 7.915 untuk 2024, sebelum terkoreksi kembali, yang menunjukkan dinamika pasar masih terpengaruh oleh sentimen global dan domestik

Pada 2025, pasar modal domestik diperkirakan bakal positif berkat penguatan dua faktor makroekonomi, yaitu inflasi stabil dan daya beli terjaga.

Menurut dia, Indonesia terus menunjukkan penurunan inflasi yang didukung stabilitas harga bahan makan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), IHK November 2024 tercatat inflasi sebesar 0,30 persen month to month (mtm), sehingga secara tahunan menurun menjadi 1,55 persen year on year (yoy) dari realisasi inflasi bulan sebelumnya sebesar 1,71 persen (yoy).

Ke depan, Rully memprediksi harga bahan makanan bakal tetap stabil tahun depan, selama tak ada gangguan cuaca ekstrem yang dapat mempengaruhi produksi pangan.

Dengan harga bahan makan yang stabil, lanjutnya, dampak kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) dari 11 persen menjadi 12 persen diduga tak signifikan, terutama disebabkan bahan pokok dikecualikan dari kenaikan pajak tersebut.

Inflasi yang terkendali disebut dapat mempengaruhi faktor daya beli tetap terjaga, khususnya pada sektor pangan yang akan menjadi pilar utama penopang daya beli masyarakat.

"Dengan dukungan inflasi terkendali yang diprediksi sebesar 2,8 persen pada 2025 dan faktor daya beli yang kuat, Mirae Asset memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan akan mencapai 5 persen dengan posisi suku bunga acuan 5,5 persen pada akhir tahun depan," ungkap Rully.

Dia menegaskan bahwa pasar modal Indonesia tetap memiliki prospek yang positif pada 2025. Kondisi global yang penuh tantangan diharapkan dapat dihadapi dengan kebijakan tepat dan sinergi dari seluruh pemangku kepentingan.

Terkait suku bunga, Rully memprediksi ruang penurunan suku bunga acuan dalam negeri melalui BI-Rate akan lebih terbatas akibat kondisi makroekonomi global, terutama tantangan dari kebijakan ekonomi pemerintah AS yang baru.

Dia memprediksi kebijakan ekonomi AS yang lebih berorientasi ke dalam (inward-looking) berpotensi memicu perang dagang dengan mitra dagang utama dan dapat mengganggu aktivitas perdagangan global.

"Selain itu, kebijakan tersebut juga diperkirakan memicu inflasi di AS dan mempersempit ruang penurunan suku bunga acuan Federal Reserve (Federal Funds Rate/FFR), yang pada akhirnya memperkuat nilai tukar dolar AS di pasar global, yang berdampak pada perekonomian negara berkembang termasuk Indonesia," ucapnya.

 

sumber : Antara
Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement