Rabu 28 Apr 2010 05:20 WIB

Industri Tekstil tak Cemaskan Perdagangan Bebas dengan India

Rep: C15/ Red: Budi Raharjo
Kegiatan ekspor-impor di pelabuhan Tanjung Priok
Foto: M Syakir/Republika
Kegiatan ekspor-impor di pelabuhan Tanjung Priok

JAKARTA--Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) menganggap ancaman perdagangan bebas ASEAN dengan India atau AIFTA (ASEAN-India Free Trade Area) tidak sebesar dengan Cina (ACFTA/ ASEAN-China Free Trade Area). Produk Indonesia memiliki peluang masuk ke pasar tekstil dan produk tekstil (TPT) di India.

Ketua Umum API, Ade Sudrajat memperkirakan, komoditas tekstil semacam polyester, serat, dan benang katun dari India akan banyak menyerbu Indonesia setelah AIFTA resmi berlaku. Namun, dia memperkirakan lonjakan impor TPT India tidak sebesar dari Cina. ''Sementara itu, produk garmen Indonesia seperti kemeja pria maupun pakaian wanita cukup unggul untuk bersaing dengan produk India,'' jelasnya saat dihubungi Republika, Selasa (27/4).

Ade memandang AIFTA datang dengan ancaman sekaligus peluang. Karenanya untuk melindungi kepentingan nasional, dia mengingatkan pemerintah untuk mengantisipasi ancaman yang ada melalui hambatan-hambatan perdagangan yang diizinkan organisasi perdagangan dunia, WTO. ''Memang yang sulit itu melawan Cina, bagaimanapun juga mata uang mereka lebih lemah 17 persen dari rupiah. Jadi, kita sendiri sudah kalah ketika mereka mengimpor ke sini. India sendiri tidak ada faktor mata uang,'' paparnya.

Setelah perdagangan bebas dengan Cina, Indonesia yang bergabung dalam wadah ASEAN akan menghadapi pasar bebas dengan India. Perjanjian perdagangan bebas itu sudah diteken dalam KTT Pemimpin ASEAN tahun lalu.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement