EKBIS.CO, JAKARTA--Ekonom Universitas Gadjah Mada (UGM), Revrison Baswir, mengritik rencana pemerintah yang bakal mengalokasikan mayoritas gas dari ladang Donggi-Senoro ke luar negeri. Gas dari ladang di Sulawesi Tengah itu mestinya diprioritaskan bagi dalam negeri.
''Saya kira prioritas harus diberikan kepada dalam negeri,'' ujarnya ketika dihubungi Republika Jumat (4/6).
Menurutnya, dengan memberikan kontribusi yang cukup bagi kebutuhan domestik, maka tidak perlu lagi ada kekurangan pasokan gas bagi industri. Hal itu tentu akan menggerakan sektor riil sehingga pasokan gas yang disalurkan tersebut menjadi nilai tambah tersendiri. ''Jadi bukan bahan mentahnya kita ekspor, tapi ada nilai tambahnya,'' jelasnya.
Untuk itu, tambah Revrison, penting bagi pemerintah untuk merevisi Undang-Undang Migas sehingga kebutuhan domestik betul-betul diutamakan. Sebelumnya, Menko Perekonomian, Hatta Rajasa, mengungkapkan alokasi gas Donggi-Senoro akan dijual ke luar negeri sebanyak 70 persen dan sisanya untuk domestik.