Kamis 01 Jul 2010 01:26 WIB

Pemerintah Terkesan Cuek Melihat Kenaikan Harga Pangan

Rep: C15/ Red: Budi Raharjo
Cabe
Foto: Ari Bowo Sucipto/Antara
Cabe

EKBIS.CO, JAKARTA--Pemerintah tampaknya tak peduli menyikapi gejolak harga bahan pangan di sejumlah daerah. Alasannya, pola fluktuasi harga berbeda untuk tiap-tiap dan masih bisa diatasi dengan suplai pangan dari pemasok.

Namun, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag), Soebagyo, mengaku sudah menginstruksikan dinas-dinas di daerah untuk memantau pergerakan harga pangan. Kemendag mencatat, kenaikan pangan tertinggi dialami sayuran seperti cabai, bawang, kentang, dan tomat.

''Dari pengamatan terhadap delapan daerah di Indonesia, gejolak harga tidak merata. Misalnya, di Jakarta bergejolak, di Bandung tidak. Untuk Yogyakarta banyak yang naik antara 1-5 persen jika membandingkan harga 29 Juni dengan hari sebelumnya, sementara di Makassar, harga beras malah turun,'' jelasnya ketika dihubungi, Rabu (30/6).

Ke delapan daerah tersebut, kata Soebagyo, yaitu Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Makassar, Medan, Denpasar, dan Surabaya. Dia memandang belum perlu membuka keran impor untuk menormalkan harga di tingkat konsumen. Karena, minimnya stok komoditas pangan tertentu di satu daerah, misalnya Jakarta, masih dapat dipasok dari Palembang.

''Untuk operasi pasar juga belum kita lakukan, masih kita pantau. Kecuali untuk beras karena Bulog sudah punya mekanisme kontrol harganya, jika ada peningkatan drastis lebih dari 10 persen maka mereka sudah punya cara untuk mengatur harganya,'' katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement