EKBIS.CO, JAKARTA--Pemerintah menerapkan teknologi peneduhan untuk menjaga kualitas cabai dan bawang merah hasil panen. Mengingat, curah hujan yang tinggi walau di musim kemarau, telah menyebabkan kesegaran cabai dan bawang merah menurun.
Wakil Menteri Pertanian, Bayu Krishnamurthi, mengatakan turunnya kualitas panen cabai dan bawang merah menyebabkan stok cabai dan bawang merah yang segar menjadi terbatas. Akibatnya, harga meningkat tajam sejak bulan lalu. Karena, kultur masyarakat Indonesia cenderung mengonsumsi cabai dan bawang merah segar, bukan awetan atau kering.
''Harga rata-rata cabai merah dan rawit Juni meningkat 60-70 persen dibanding bulan sebelumnya, sedangkan harga Juli meningkat 30-35 persen. Sedangkan harga bawang merah Juni naik 30-35 persen dibanding harga rata-rata Mei dan di Juli meningkat 15 persen ketimbang bulan sebelumnya,''kata Bayu di Jakarta, Rabu (7/7).
Padahal, menurut Bayu, kesegaran cabai hanya bertahan lima hari setelah dipanen. Bawang merah sedikit lebih lama namun tetap tidak tahan lembab. Sehingga, tidak mungkin menyimpan stok untuk kedua komoditas ini. ''Solusinya, kita mencoba meningkatkan produksi dengan teknologi shading, jadi diberi peneduh untuk memecah tetesan hujan,'' jelasnya.
Dengan teknologi itu, Bayu mengatakan, pasokan cabai dan bawang merah dapat kembali normal pada awal atau pertengahan Agustus. ''Dari laporan Dirjen Hortikultura (Kementerian Pertanian), teknologi ini diterapkan di sentra-sentra produksi. Mengingat, sentra produksi di Jawa, misalnya, tidak hanya memasok di sini tapi juga antarpulau,'' katanya.