EKBIS.CO, JAKARTA--Lemahnya penyerapan anggaran belanja negara membuat surplus kas pemerintah sampai dengan 7 juli 2010 mencapai Rp 156 triliun. Hal itu pula yang menjadi alasan pemerintah untuk menunda keputusan penambahan pembiayaan melalui penerbitan surat uatang luar negeri, termasuk Samurai Bond.
Menteri Keuangan, Agus DW Martowardojo, mengakui dalam APBN P 2010 pemerintah memproyeksikan defisit sebesar Rp 2,1 persen dari PDB atau sekitar Rp 133,7 trliun. Namun kenyatannya kondisi keuangan kas negara masih cukup besar sekitar Rp 156 triliun. Karena itu keputusan untuk menambah utang melalui penerbitan Samurai Bond, masih akan terus dipelajari.
''Apakah kita akan menerbitkan samurai bond itu sedang kita pelajari. Tapi secara umum kondisi keuangan kita baik. Karena kita saat ini kurang lebih ada Rp 156 triliun yang belum diabsorb di APBN,'' ujar Agus, disela-sela seminar reformasi sektor keuangan, di Jakarta, Kamis (8/7).
Besarnya kas negara tersebut, kata dia, tidak terlepas dari rendahnya penyerapan anggaran belanja negara. Menurutnya, realisasi belanja barang dan belanja rutin sebetulnya sudah cukup baik. Tetapi patut disayangkan untuk penyerapan belanja modal masih belum bisa secepat yang diharapkan.
Faktor penyebabnya cukup banyak, seperti proses tender pembebasan lahan ataupun hal-hal teknis lainnya. ''Tentu yang kita harapkan adalah kementerian kelembagaan bisa memberikan perhatian yang tinggi untuk merealisasikan anggarannya,'' jelasnya.