Senin 30 Aug 2010 08:31 WIB

150 Perusahaan Ikut Restrukturisasi Tekstil

Rep: Shally Pristine/ Red: Budi Raharjo
Industri tekstil, ilustrasi
Foto: Antara
Industri tekstil, ilustrasi

EKBIS.CO, JOMBANG--Kementerian Perindustrian mengalokasikan penghematan anggaran beberapa program dan mengalihkannya ke program restrukturisasi permesinan industri tekstil. Hasilnya, sekitar 150 perusahaan dapat disertakan dalam pada tahun ini dari semula 110.

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Tekstil dan Aneka (ILMTA) Kemenperin, Ansari Bukhari mengatakan, beberapa program yang dialokasikan anggarannya yaitu program restrukturisasi permesinan industri alas kaki dan revitalisasi industri gula. "Untuk alas kaki kan hanya terpakai 75 persennya dari anggaran Rp 34 miliar, sedangkan dari revitalisasi industri gula hanya sedikit yang berhasil dihemat. Sekitar Rp 1 miliar," katanya saat ditemui dalam kunjungan kerja ke Jawa Timur, akhir pekan lalu.

Sedangkan, kata Ansari, pihaknya juga melakukan seleksi ketat terhadap proposal permohonan restrukturisasi yang masuk. Dia mengatakan, hanya permohonan yang sesuai tujuan program yaitu meningkatkan efisiensi produksi, yang diterima. "Dari 110 perusahaan menjadi 150-an perusahaan. Total anggarannya sekitar Rp 175 miliar," katanya.

Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan (API), Ade Sudrajat mengatakan, program restrukturisasi permesinan TPT diminati 159 perusahaan TPT dengan nilai subsidi mencapai Rp 184 miliar. Padahal, pemerintah hanya mengalokasikan anggaran sebesar Rp 144,35 miliar. Alhasil, sebanyak 46 perusahaan harus masuk daftar tunggu untuk mengantri kepastian apakah akan bisa mendapatkan dana restrukturisasi mesin atau tidak.

Ade mengatakan, tahun ini jumlah peminat program restrukturisasi menurun ketimbang tahun lalu yang diikuti 193 perusahaan. Dia merasa janggal melihat kenyataan ini. Karena, dia memperkirakan minat pelaku industri untuk melakukan restrukturisasi pada tahun ini akan lebih besar ketimbang tahun lalu. ''Karena tahun lalu industri masih terkena dampak dari krisis ekonomi, sehingga belum banyak yang berekspansi,'' jelasnya.

Ketika dikonfirmasi, Ansari mengatakan, walau peminat programnya bertambah pihaknya belum bisa menganggarkan penambahan bujet untuk tahun ini. "Mungkin kita anggarkan di APBN-P tahun depan," katanya singkat.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement