EKBIS.CO, JAKARTA--Kerangka asumsi makro hendaknya hanya menjadi target antara pembangunan ekonomi bukan tujuan. Untuk itu penentuan target asumsi harus didorong oleh pilihan kebijakan dari pemerintah.
Hal itu disampaikan Direktur Econit, Hendri Saparini, saat dengar pendapat pembahasan R APBN 2011 dengan anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Senin (30/8) malam. ''Asumsi makro itu hanya puncak gunungnya, dibawah itu ada pemerintah dan Bank Indonesia dalam melakukan pilihan kebijakan untuk mendukung daya saing, sehingga asumsi makro hanyalah target antara,'' paparnya.
Sayangnya, lanjut Hendri, asumsi makro kini tidak nyambung antara pilihan kebijakan dan anggaran yang diaolkasikan. Hendri mencontohkan Cina. Menurutnya, China dalam jangka panjang telah memutuskan untuk tidak terlalu menguatkan nilai mata uangnya (reminbi). Dengan pilihan kebijakan itu, maka mereka dapat meningkatkan nilai ekspornya dan mengembangkan perindustriannya.
Sementara Indonesia, pilihan kebijakan itu tidak jelas. ''Ini kita tak nyambung, seharusnya mau kuat atau mau lemah tujuannya digunakan untuk apa,'' kritiknya.
Dalam hal subsidi, Hendri juga mengkritik kebijakan pemerintah yang seakan tak mempunyai arah. Subsidi pupuk misalkan, selama lima tahun sampai enam tahun terakhir nilainya selalu naik turun. ''Besok dinaikan sekarang diturunkan ini strateginya bagaimana, tak nyambung antara jangka menengah atau pendeknya,'' kritiknya lagi.
Dengan berbagai pilihan kebijakan itu, maka menurut Hendri pertumbuhan ekonomi bukan sekedar angka pencapaian. Tapi lebih ke arah kualitas bagaimana mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan.