EKBIS.CO, YOGYAKARTA--Sejak pukul 10.00 WIB, Bandara Udara Adisutjipto Yogyakarta kembali ditutup bagi penerbangan sampai waktu yang tidak ditentukan akibat abu vulkanik Gunung Merapi. Pembukaan bandara itu ditentukan setelah melihat perkembangan kondisi yang memungkinkan.
Hal itu dikemukakan Direktur Operasional dan Teknik PT Angksapura I, Harjoso Tjaturtrihanto, kepada wartawan di Kepatihan usai bertemu dengan Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X, Senin (8/11). Penutupan ini terutama bagi penerbangan komersial dan cargo, tetapi bukan untuk pesawat militer karena kalau pesawat militer untuk kegiatan kemanusiaan.
''Bagaimanapun juga yang kami utamakan keselamatan dan itu nomor satu. Kita tidak tahu arah angin. Sebetulnya di bawah tidak apa-apa, tetapi di atas ketinggian 20.000 kaki angin menyebar. Sementara debu Merapi sangat berbahaya terhadap mesin,'' jelas Harjoso.
Keputusan dari semua airlines juga menyatakan tidak mau terbang dari dan ke Yogyakarta karena yang diprioritaskan safety. Kalau ada penumpang mau ke Yogyakarta menggunakan pesawat dialihkan ke Bandara Udara Ahmad Yani Semarang.
Lebih lanjut dia mengatakan, informasi dari Badan Meteorologi Darwin sudah menyatakan bahwa bandara di Yogyakarta memungkinkan untuk terbang, maka Bandara Adisutjipto, baru akan dibuka, tetapi sekarang belum. Sementara bila Bandara Udara Adisumarmo dalam posisi waspada, tetapi sekarang masih dibuka untuk penerbangan dan baru saja pesawat Garuda mendarat. ''Jika membahayakan kami selalu koordinasi dengan penerbangan yang melintas dari Bali ke Jakarta,'' tutur dia.