EKBIS.CO, JAKARTA--Sejumlah perusahaan mebel dan kerajinan di kota-kota sekitar Gunung Merapi, Jawa Tengah, seperti Magelang, Klaten, Solo, Sleman, dan Yogyakarta berhenti berproduksi, menyusul erupsi Merapi. "Sentra-sentra produksi mebel dan kerajinan kini seperti kota mati tertutup abu vulkanik Merapi. Sejumlah pabrik dan rumah penduduk rusak berat," ujar Ketua Umum Asosiasi Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Ambar Tjahyono di Jakarta, Rabu.
Selain itu, Ambar menjelaskan, para pekerja perusahaan-perusahaan itu memilih mengungsi dan menjauh dari lokasi bahaya sehingga membuat pabrik kosong. Menurut Ambar, total kerugian yang diderita produsen mebel dan kerajinan di sekitar Merapi sekitar 300.000 dolar AS per hari. Kerugian muncul karena produsen tidak dapat memenuhi permintaan di pasar ekspor dan domestik.
Menurut Ambar, kerugian di Magelang sekitar 75.000 dolar AS per hari lantaran kalangan pebisnis kerajinan batu tidak dapat mengekspor produknya. Rata-rata ekspor kerajinan batu Magelang per hari mencapai lima kontainer. Sedangkan kerugian pebisnis mebel Sleman, kata Ambar, ditaksir mencapai 225.000 dolar AS per hari. "Total kontainer yang dialokasikan untuk ekspor dan domestik mencapai 20 unit. Sedangkan pengusaha mebel di Klaten tidak dapat mengirim tiga kontainer per hari," kata dia.
Asmindo, kata Ambar, akan membantu para pengusaha korban bencana Merapi itu dengan meminta kalangan perbankan menunda pembayaran cicilan dan bunga kredit. Menurut Ambar, upaya asosiasi itu merupakan hal yang penting dalam membantu pengusaha yang terkena bencana. "Kami yakin hal ini akan sangat penting bagi pengusaha. Karena biasanya bank tidak mempunyai toleransi terhadap pembayaran cicilan atupun bunga walau sedang terjadi bencana," kata dia.