EKBIS.CO, JAKARTA--Ditengah rendahnya penyerapan anggaran, pemerintah akhirnya memastikan kembali untuk menerbitkan Surat Utang Negara (SUN) berdenominasi Yen (Samurai Bond) sebesar 60 miliar JPY atau sekitar Rp 6,48 triliun di pasar modal Jepang. Penerbitan ini setelah dilakukan penetapan harga (pricing) pada 4 November 2010 kemarin.
Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Negara Rahmat Waluyanto mengatakan Penerbitan Samurai Bond ini merupakan yang kedua kalinya dilaksanakan oleh Pemerintah dengan menggunakan fasilitas garansi dari JBIC setelah sebelumnya dilakukan penerbitan perdana pada bulan Juli 2009 sebesar JPY 35 miliar.
"Pemerintah memutuskan untuk kembali menerbitkan Samurai Bond, pada tanggal 12 November 2010 melalui Menteri Keuangan," ujarnya, Jumat (12/11).
Menurutnya penerbitan Samurai Bond ini atas berbagai pertimbangan. Diantaranya untuk memperluas basis investor Surat Utang Negara di pasar modal Jepang dalam upaya mengurangi ketergantungan pada jenis investor tertentu. Tidak hanya itu, penerbitan ini untuk mengoptimalkan pasar modal Jepang sebagai sumber pembiayaan dengan biaya yang relatif rendah.
Samurai Bond yang diterbitkan sebesar 60 miliar JPY ini, jelas Rahmat, memiliki jangka waktu 10 tahun. Pemerintah menetapkan tingkat kupon sebesar 1,60 persen dengan format penerbitan adalah private placement (alokasi langsung).
Untuk target investornya terbatas bagi Resident Qualified Institutional Investor termasuk bank, perusahaan asuransi dan institusi keuangan lainnya di Jepang. Besaran alokasinya antara lain ke bank sebesar 77,2 persen, asuransi sebesar 20,3 persen, management aset sebesar 0,3 persen dan lain-lain sebesar 2,2 persen.
Joint lead arrangers dalam transaksi ini adalah Nomura Securities Co., Ltd. dan Daiwa Securities Capital Markets Co., Ltd. "Penerbitan Samurai Bond kali ini memperoleh respons investor Jepang yang cukup besar, meskipun terjadi kelebihan permintaan Pemerintah menetapkan untuk menerbitkan," ujarnya.
Sebagaimana diketahui Indonesia merupakan negara pertama yang menerbitkan samurai bond pascakrisis 2008. Setelah Indonesia, sejumlah negara turut menerbitkan obligasi serupa pada tahun yang sama, antara lain Vietnam, Kolombia, Filipina, Meksiko.
Samurai bond yang diterbitkan pemerintah dalam dua tahun terakhir ini sudah masuk dalam skema MASF (market acces support facility) dalam kerangka penjaminan pinjaman siaga (drawdown deferred option/ DDO) dari Japan Bank International Corporation (JBIC).
JBIC menyediakan penjaminan penerbitan samurai bond bagi Indonesia sebesar 1,5 miliar dolar AS untuk kebutuhan pembiayaan 2009-2010. Penjaminan tersebut sudah terpakai sebesar 350 juta dolar AS di saat pemerintah melakukan penerbitan perdana samurai bond pada tahun lalu.