EKBIS.CO, KAIRO--Ekspor garmen Mesir ke Amerika Serikat melonjak hingga 800 juta dolar AS dalam lima tahun terakhir. Tapi di balik lonjakan ekspor itu ada 'bantuan' Israel.
Di antara garmen maupun pakaian jadi yang diekspor dari Mesir ke AS, terselip kancing-kancing buatan Israel. Opini publik Mesir terpecah menghadapi kondisi bisnis demikian.
Bagi Alaa Arafa, pebisnis yang menguasai jalur ekspor Mesir ke AS, keberadaan kancing Israel itu tidak masalah. "Bisnis adalah bisnis," kata Arafa, seperti dikutip Bloomberg, Selasa (14/12).
"Apa yang kami lakukan ini membuka lapangan kerja bagi perempuan dan kaum muda," tambah dia. Tahun depan, bila tidak ada aral melintang, Arafa menargetkan peningkatan 25 persen ekspor garmen Mesir ke AS.
Asal muasal keterlibatan Israel di produk Mesir bisa ditarik ke tahun 2005. Ketika itu AS 'menjembatani' perdagangan Israel ke sejumlah negara, termasuk Mesir. Isi perjanjian dagang itu adalah, ekspor Mesir ke AS bebas pajak bila mereka menyertakan komponen Israel seperti kancing atau resleting.
Di kawasan Timur Tengah, Mesir adalah negara dengan kekuatan ekonomi terbesar ketiga setelah Arab Saudi dan Uni Emirat Arab. Usai perang Arab-Israel di dekade 1970-an, Mesir adalah negara Arab pertama yang berdamai dengan Israel.
Keputusan ini sampai sekarang kontroversial. Dalam sebuah survei di tahun 2006, tercatat 92 rakyat Mesir menganggap Israel sebagai musuh besar mereka.
Ikhwanul Muslimin mendesak Pemerintah Mesir memutuskan hubungan dengan Israel. Mereka menyoroti hubungan dagang Mesir yang kian dekat dengan Israel. Ini terlihat pada September lalu, ketika Mesir sepajak mengekspor gas ke Israel tapi menghadapi situasi defisit gas dalam negeri.