Sabtu 18 Dec 2010 10:37 WIB

Akibat Cuaca Buruk, Petani Tebu Rugi Rp 5,4 Triliun

Red: Krisman Purwoko

EKBIS.CO, DENPASAR--Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia menyatakan para petani tebu mengalami kerugian sebesar Rp5,4 triliun akibat cuaca buruk yang terjadi selama 2010. "Kerugian itu akibat para petani tebu kehilangan produksi gula sebesar 40 persen karena cuaca buruk yang mengakibatkan kapasitas produksi menurun," kata Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Abdul Wahid usai pembukaan musyawarah nasional asosiasi ini di Denpasar, Jumat malam.

Ia menjelaskan kerugian itu berdasarkan penghitungan jumlah kehilangan produksi gula sebesar 40 persen dikalikan dengan harga gula di pasaran saat ini Rp9.000 per kilogram. Kehilangan produksi akibat penurunan produksi selama 2010 jika dibandingkan dengan 2009.

Pada 2010 produksi hanya sekitar 2,25 juta ton, padahal pada 2009 produksi gula sebanyak 2,8 juta ton, sehingga diperkirakan terjadi kehilangan sekitar 600.000 ton. "Berdasarkan penghitungan kami jika jumlah kehilangan produksi gula sebesar 600.000 ton dikalikan dengan harga gula Rp9.000 per kilogram, maka perkiraan kerugian sebesar Rp5,4 trilun," ujarnya.

Oleh karena itu, kata Wahid, dalam musyawarah nasional III akan dibahas penentuan program guna mengatasi kondisi tersebut dan mengarahkan agar kesejahteraan para petani lebih meningkat di masa mendatang. Selain mengakibatkan kerugian, cuaca buruk juga mengakibatkan menurunnya rendemen atau persentase proses tebu menjadi gula yang saat ini menjadi 4,5-5 persen padahal sebelumnya bisa mencapai delapan persen.

Wakil Menteri Pertanian Republik Indonesia Bayu Krisna Murti mengakui jika pada tahun 2010 adalah masa yang buruk akibat cuaca buruk, akibatnya kualitas gula pun basah dan mengakibatkan penurunan produksi. "Oleh karena itu tahun 2011 nanti para petani dan pemerintah harus bersiap untuk mengatasi kondisi tersebut dengan menyiapkan strategi," kata Bayu.

Bayu menjelaskan, strategi yang dilakukan itu antara lain adalah meningkatkan produktivitas dari 8,5 ton per hektare menjadi 10 ton per hektare dan melakukan perluasan area perkebunan tebu. Musyawarah Nasional APTRI itu diselenggarakan 17-18 Desember 2010 yang diikuti oleh 258 peserta yang berasal dari seluruh pengurus DPD dan DPC APTRI yang di Indonesia. Setiap DPD dan DPC mengirimkan lima peserta yang terdiri dari tiga peserta dari pengurus dan dua orang peninjau.

sumber : ant
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement