EKBIS.CO, JAKARTA – Setahun ditandatanginya Cina ASEAN Free Trade Agreement (ACFTA), defisit perdagangan Indonesia dengan Cina membengkak. Nilai defisit 2010 diproyeksikan lebih tinggi dibandingkan tahun lalu. Meski demikian, pemerintah bersikukuh meneruskan perjanjian itu karena dinilai menguntungkan.
Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengatakan pemerintah tidak akan mereview perjanjian ACFTA. Menurutnya, ACFTA menguntungkan bagi daya saing dalam negeri.
Menurut Mari, defisit terjadi karena masuknya barang-barang modal seperti mesin dan komponen mekanik serta impor bahan baku. Barang dari Cina jauh lebih murah jika dibandingkandengan Jepang.
“Jadi itu juga memperbaiki daya saing dalam negeri kita. Karena kita bisa beli mesin bahan baku, dan komponen dengan lebih murah,” ujarnya usai konferensi pers kinerja Kemendag 2011 dan Rencana Kerja 2011, Rabu (4/1).
Ia mengatakan secara keseluruhan neraca perdangan Indonesia masih surplus. “Kita defisit dengan Cina, tapi kita surplus dengan Jepang dan negara lain,” tukasnya.
Defisit perdangan nonmigas dengan Cina Januari-Oktober 2010 mencapai 5,3 miliar dolar AS, atau meningkat sebesar 1,4 miliar dolar AS dibanding periode sama tahun lalu.