EKBIS.CO, JAKARTA--Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memastikan sedang menyiapkan konsep pengembangan multi bandara untuk Bandara Soekarno-Hatta (Soeta), Jakarta agar ada bandara komersial alternatif di ibu kota negara ini. "Ini terjadi karena Bandara Soeta sebagai salah satu pusat moda transportasi udara di Indonesia, kapasitasnya sudah berlebih, baik penumpang, maupun pergerakan pesawatnya," kata Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono menjawab pers di Jakarta, Selasa.
Ia memberikan contoh, tahun lalu saja, penumpang Bandara Soeta baik domestik maupun internasional mencapai 43,7 juta orang atau melebihi kapasitas sesuai disain awal sebesar 22 juta penumpang. Oleh karena itu, kini, lanjutnya, pemerintah sedang menunggu hasil penelitian dari Japan International Cooperation Agency (JICA) untuk menentukan bandara di wilayah Soekarno-Hatta yang nantinya layak untuk dijadikan sebagai bandara alternatif.
Bambang menjanjikan, hasil penelitian tersebut bisa diketahui hasilnya pada April tahun ini, sehingga akhir tahun 2011 pemerintah mulai membuat rancangan awal (grand design). "Ada beberapa kemungkinan bandara alternatif diantaranya Bandara Halim Perdanakusuma, Bandara Curug dan juga Bandara Pondok Cabe," katanya.
Bambang menambahkan, konsep multi bandara ini juga biasa diterapkan kota-kota megapolitan lainnya di dunia untuk mengatasi kelebihan kapasitas jumlah penumpang, seperti di Jepang yang mempunyai dua bandara komersial yakni Bandara Narita dan Fukuoka. "Bandara alternatif tersebut terhubung secara baik melalui berbagai moda transportasi seperti jalan tol atau kereta bandara," katanya.
Namun, Bambang enggan merinci perkiraan investasi untuk bandara alternatif tersebut karena masih harus menunggu studi JICA. Ia juga mengakui, Bandara Soekarno-Hatta dalam rencana induk awal plan awal yang telah ditentukan pemerintah pada 1986 akan dbangun empat landasan pacu (runway). Saat ini telah dibangun dua runway, sehingga kedepan, pemerintah akan membangun kembali dua landasan pacu.
"Kapasitas dua runway yang telah ada tersebut maksimal 52 frekuensi penerbangan perjamnya, dengan dibangunnya dua runway lagi maka diharapkan kapasitas frekuensi penerbangan saat ini bisa tercukupi," katanya.
Sementara itu Direktur Operasi Tehnik Angkasa Pura II Salahudin Rafi memperkirakan tahun ini jumlah penumpang meningkat hingga 14 persen karena banyak maskapai menambah jumlah pesawatnya tahun ini. "Untuk itu memang dibutuhkan multi bandara sebagai alternatif," demikian Rafi.