EKBIS.CO, JAKARTA--Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa DPR RI Marwan Ja'far menyatakan, rencana impor beras menjadi ancaman serius kedaulatan pangan nasional. Marwan Jafar dalam diskusi "Kedulatan Pangan vs Impor Beras", di Gedung DPR, di Jakarta, Kamis, mengatakan, di satu sisi pemerintah menginginkan swasembada pangan, sementara pada saat yang bersamaan pemerintah juga melakukan impor pangan.
Padahal, kata dia, sebagai negara agraris, semestinya ketahanan pangan menjadi prioritas. "Ini bakal mengancam kedaulatan nasional sekaligus harga diri sebagai bangsa. Karenanya harus diperjuangkan bersama. Caranya, dengan menyempurnakan regulasi, menguatkan infrastrukur pertanian dan menyelesaikan faktor-faktor yang menghambat kedaulatan pangan," kata Marwan Jafar.
Menurut Marwan, sebagai negara agraris, sebetulnya Indonesia sangat mudah ditanami berbagai jenis pangan. Ironisnya, kenapa harus mengimpor pangan dan mengandalkan negara lain untuk memenuhinya. Hal tersebut harus memacu semua pihak untuk menciptakan kedaulatan pangan, baik melalui peningkatan produksi pangan dan menghentikan berbagai impor pangan, khususnya beras.
"Dalam hal ini perlu kebijakan strategis di tingkat negara, terkait dengan distribusi pangan, penanaman bibit dan jenis tanaman secara sustainabel untuk kebutuhan seluruh rakyat indonesia," kata Marwan.
Sejumlah lembaga internasional menyatakan, Indonesia bakal menjadi importir beras keempat terbesar di dunia. Bahkan Departemen Pertanian Amerika Serikat (United States Department of Agriculture) memprediksi, Indonesia akan kembali mengimpor beras hingga 1,75 juta ton beras atau naik 800 ribu ton pada 2011.
Di tengah konsumsi yang masih sangat tinggi, produksi padi nasional tahun 2011 diprediksi merosot. Perubahan iklim yang memicu serangan hama dan terus berkurangnya lahan pertanian diperkirakan bakal menyebabkan kemerosotan hasil panen hingga 30 persen. Hal ini yang menjadi alasan pemerintah kembali membuka kran impor beras demi menjaga ketersediaan beras dalam negeri setelah pada 2008 dan 2009 impor beras ditiadakan.
Jika pada tahun 2010 pemerintah mengimpor 1,2 juta ton beras, maka pada tahun 2011, impor beras diproyeksikan mencapai 1,75 juta ton. Dengan demikian, masuknya Indonesia dalam kelompok negara pengimpor beras terbesar itu akibat tingginya permintaan yang tidak seimbang dengan hasil produksi beras nasional.