Selasa 15 Mar 2011 21:53 WIB

Lonjakan Penumpang Jepang-Indonesia Capai 80 Persen

Red: Krisman Purwoko

EKBIS.CO, TANGERANG--Garuda Indonesia memperkirakan akan terjadi lonjakan penumpang yang berasal dari Jepang menuju Indonesia, mencapai 80 persen. "Mulai besok, kami perkirakan akan ada lonjakan penumpang dari Jepang menuju Indonesia mencapai 80 persen," kata Coorporate Communications Garuda Indonesia, Pujobroto ditemui usai menerima WNI di Terminal IID Bandara Soekarno Hatta, Selasa.

Pujobroto menuturkan, lonjakan tersebut dikarenakan adanya kepulangan Warga Negera Indonesia serta warga asing lainnya yang ingin mencari tempat yang aman. Pasalnya, selain kondisi di Jepang yang masih tahap pemulihan pasca tsunami dan gempa. Terdapat juga kabar mengenai radiasi akibat ledakan nuklir yang membahayakan kesehatan manusia. Seperti halnya kepulangan WNI saat ini.

Pesawat GA 885 tidak hanya membawa WNI melainkan warga Jepang. Jumlah penumpang yang datang saat ini mencapai 175 penumpang. "Dari 99 WNI yang sudah terdata di Kementerian Luar Negeri dan menjadi rombongan pertama, ada sisanya warga Jepang yang ikut datang ke Indonesia untuk mengamankan diri dan tingal bersama keluarganya hingga keadaan di Jepang membaik," katanya.

Mengenai biaya kepulangan WNI. Ditambahkannya, seluruh biaya akan ditanggung sepenuhnya oleh pemerintah pusat. Selain itu, Pujo juga menuturkan bila hingga saat ini belum ada prioritas khusus bagi penumpang atau larangan terbang terkait radiasi nuklir.

Bahkan, penerbangan dari Indonesia ke Jepang sebanyak 24 kali dalam sepakan, masih tetap berlaku meski kondisi disana adanya radiasi nuklir. "Hingga saat ini tidak ada Notice To Airman (Notam) untuk terbang meskipun terdapat kabar mengenai radiasi nuklir," katanya.

Sebanyak 99 WNI sebelumnya telah tiba di Terminal II D Bandara Soekarno Hatta dengan menggunakan pesawat Garuda GA 885. WNI yang sebagian besar pelajar tersebut, kemudian langsung dibawa ke kantor kementerian luar negeri.

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement