Senin 06 Jan 2020 22:19 WIB

LPPOM MUI Catat Ada 8 Logistik Halal di Indonesia

Setelah UU JPH, permintaan sertifikasi halal untuk logistik diproyeksikan meningkat.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Dwi Murdaningsih
Logo halal Malaysia/ilustrasi
Foto: arabianoilandgas.com
Logo halal Malaysia/ilustrasi

EKBIS.CO, JAKARTA -- Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) menyampaikan hingga saat ini ada delapan perusahaan logistik halal yang tercatat di Indonesia. Semuanya mencakup penyedia jasa pergudangan, dan transporter.

Wakil Direktur Eksekutif LPPOM MUI, Sumunar Jati menyampaikan motivasi pemain logistik untuk bersertifikasi halal selama ini masih karena market driven. Artinya mereka diminta oleh perusahaan lain yang membutuhkan logistik halal untuk bisa tersertifikasi halal juga.

Baca Juga

"Biasanya lebih banyak yang minta itu karena kebutuhan dari industri, misal restoran halal yang butuh logistik warehouse dan transporter yang udah bersertfikasi halal juga," katanya di Jakarta, Senin (6/1).

Sektor ini dinilai masih perlu edukasi meski telah menunjukkan ketertarikan. Setelah Undang-Undang Jaminan Produk Halal (UU JPH) benar-benar berlaku efektif, permintaan sertifikasi halal untuk logistik diproyeksikan akan meningkat.

Sumunar menyampaikan sertifikasi logistik halal LPPOM MUI mencakup penilaian atau penjaminan perusahaan dalam menjaga produk halal agar tidak terkontaminasi produk non-halal. Sertifikatnya termasuk pada sistem jaminan halal dari sisi jasa.

Perusahaan harus menjamin produk yang mereka kelola. Mulai dari saat input atau menerima dari supplier, untuk kemudian disimpan atau didistribusikan, hingga sampai ke konsumen.

Produk yang sudah halal dijaga agar tidak terkontaminasi. Baik saat disimpan di gudang atau outlet perantara. Juga saat didistribusikan hingga sampai ke pengguna terakhir. Sumunar menyampaikan produk yang krusial adalah produk curah.

"Misal seperti daging itu, dari RPH mungkin sudah halal, tapi saat disimpan atau diangkut apa terjamin? untuk yang punya kemasan sekunder tersier mungkin masih aman, tapi yang curah-curah ini yang krusial," katanya.

Menurutnya, Asosiasi Logistik Indonesia sudah menyatakan ketertarikan namun masih belum merasa terdesak. Sehingga perlu edukasi yang lebih masif sehingga logistik halal bisa menjadi ladang bisnis perusahaan lokal. Ia mengingatkan potensi bisnisnya sangat besar.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement