EKBIS.CO, JAKARTA--PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk memastikan akan mengevaluasi rute penerbangan ke Jepang dari Jakarta dan Denpasar dan sebaliknya. "Evaluasi tak bisa dihindari. Rencana kami penerbangan ke Jepang selama Maret-Mei frekuensinya akan dikurangi," kata Direktur Pemasaran dan Penjualan Garuda Indonesia M Arif Wibowo saat dihubungi di Jakarta, Senin.
Menurut dia, keputusan ini ditempuh karena tingkat isian penumpang Indonesia - Jepang dan sebaliknya saat ini berkurang rata-rata 10 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. "Ini salah satu dampak gempa dan tsunami Jepang awal Maret lalu," katanya.
Untuk itu, lanjutnya, pihaknya akan mengalihkan pesawat rute Jepang ke rute ke Timur Tengah, khususnya untuk Jakarta-Jeddah. "Harapannya, setelah Mei, kami bisa memaksimalkan pendapatan dari rute Timur Tengah," katanya.
Garuda selama ini melayani 24 kali penerbangan menuju Jepang setiap minggunya. Masing-masing rute itu yakni Jakarta-Tokyo tujuh kali seminggu, Denpasar-Osaka tujuh kali seminggu, Denpasar-Tokyo tujuh kali seminggu dan Denpasar-Nagoya tiga kali seminggu.
Evaluasi yang telah dilakukan sejak pertengahan Maret adalah menyatukan dua rute penerbangan yaitu Jakarta-Tokyo dan Denpasar-Tokyo yang kini menjadi Jakarta-Denpasar-Tokyo tujuh kali seminggu.
Kemudian rute Jakarta - Jeddah yang sebelumnya dua kali per hari menjadi tiga kali per hari."Pesawat Airbus A330 yang tadinya digunakan ke Jepang akan dialihkan ke Timur Tengah, terutama ke Jeddah sehingga rute ini dilayani dengan tiga pesawat yakni dua A330 dan satu B747-400," katanya.
Saat ini tingkat isian penumpang ke dan dari Jepang menjadi 66 persen, sedangkan untuk Jakarta-Jeddah lebih dari 90 persen. Hingga saat sekarang, penerbangan ke dan dari Jepang berkontribusi sebesar 20 persen dari pendapatan rute internasional BUMN Penerbangan itu.