EKBIS.CO, YOGYAKARTA-- Bank Internasional Indonesia memperkirakan uang elektronik (e-money) akan terus berkembang mengingat jumlah kepemilikan telepon selular yang mencapai 100 juta.
"Pasar ini sangat besar dan akan terus berkembang tetapi belum ada bank yang mengelola," kata Direktur Perbankan Konsumer BII Stephen B Liestyo di Yogyakarta, Ahad.
Ia menyebutkan, jumlah uang yang masuk ke dalam pulsa telepon selular makin besar sejalan dengan jumlah telepon selular yang makin banyak. Menurut dia, operator telepon selular tidak bisa bertindak sebagai bank dalam pengelolaan e-money itu.
"Mereka tidak bisa menyeberang memasuki wilayah perbankan sehingga yang harus dilakukan adalah kerja sama bank dengan operator telepon selular," katanya. Ia menyebutkan, dengan adanya kerja sama bank dengan operator telepon selular maka uang pulsa akan benar-benar menjadi uang yang dapat digunakan untuk berbelanja.
Saat ini sejumlah operator telepon selular gencar mengembangkan fitur penyediaan fasilitas belanja atau pembayaran dengan mengurangi dana yang sebenarnya ditujukan untuk pembayaran jasa telekomunikasi.
Sebelumnya Persatuan Bank-Bank Umum Nasional (Perbanas) juga memperkirakan transaksi menggunakan uang elektronik akan makin meningkat antara lain karena kemudahannya yang tidak perlu membawa uang tunai.
"Zaman ini, e-money merupakan kebutuhan masyarakat yang tidak bisa dihindarkan. Itulah sebabnya tumbuh masyarakat yang menggunakan uang non tunai, less cash society," kata Ketua Perbanas Sigit Pramono.
Sigit mengatakan, dengan semakin banyaknya pengguna e-money, diharapkan Bank Indonesia (BI) perlu meningkatkan fasilitas keamanan dan antisipasi dalam pembayaran elektronik agar tidak terjadi yang tidak diinginkan.
"Kemudahan selalu menimbulkan persoalan baru, yaitu keamanan transaksi. Perbanas siap dengan BI bagaimana kita bisa menyiapkan antisipasi perangkat peraturan karena kalau tidak konsekuensi akan sangat besar," katanya.