EKBIS.CO, RAMALLAH - Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, disambut bak pahlawan sesampainya di Tahah Air setelah memperjuangkan pengakuan PBB atas negaranya, Jumat (23/9) lalu, di markas besar PBB di New York. Sambutan luar biasa dari rakyat yang sempat meragukan kepemimpinannya itu seolah menyingkirkan bayang-bayang Yasser Arafat yang menggayuti Mahmoud sejak terpilih tujuh tahun lalu.
Kerumunan warga yang memamerkan poster Mahmoud, beramai-ramai meneriakan nama presidennya tiap kali berbicara. Mahmoud pun tanpa ragu melambaikan tangannya dan memesona kerumunan dengan memanggilnya dengan sebutan 'kakak laki-laki dan kakak perempuanku'.
Kepergian Mahmoud menemui PBB untuk meminta pengakuan kemerdekaan negerinya itu telah mengubah sosoknya di mata warga Palestina dari seorang birokrat 'abu-abu' menjadi pahlawan bagi hak-hak mereka. Meskipun Israel dan AS menentang upaya Mahmoud dan melihatnya sebagai langkah mundur dalam upaya pembicaraan damai kedua negara, pilihannya ini akan membantu Mahmoud menanggulangi pergolakan internal dan meraih dukungan yang dibutuhkannya suatu hari.
Berbicara di luar kediaman kepresidenan di Ramallah, Mahmoud mengatakan kepada massa bahwa 'Musim Semi Palestina' telah lahir. Istilah serupa dengan demonstrasi massa yang melanda banyak negara di jazirah Arab yang kini dikenal sebagai 'Musim Semi Arab'.
"Sudah kita katakan pada dunia bahwa ada Musim Semi Arab. Namun, Musim Semi Palestina ada di sini," ucap Mahmoud. "Akan ada pihak-pihak yang meletakan rintangan. Tapi dengan kehadiran kalian, mereka akan tumbang dan kita akan meraih tujuan kita."