EKBIS.CO, JAKARTA--Bank Indonesia mencatat cadangan devisa hingga 30 November sebesar 111,32 miliar dolar AS atau menurun dibanding posisi Oktober sebesar 113,96 miliar dolar AS.
Kepala Biro Humas Bank Indonesia, Difi A Johansyah di Jakarta, Kamis mengatakan meski menurun jumlah itu masih setara dengan 6,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah.
Data BI menyebutkan bahwa penurunan cadangan devisa antara lain karena kebijakan operasi pasar terbuka untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah sebesar 332,584 miliar dolar AS.
Namun, secara umum kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) untuk keseluruhan tahun 2011 masih mencatat surplus yang cukup besar meski terdapat tekanan pada semester II-2011, yang terutama terjadi pada transaksi modal dan finansial sejalan dengan meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan dan ekonomi global.
Sementara itu, nilai tukar Rupiah selama tahun 2011 mengalami apresiasi meski pada semester II-2011 mengalami tekanan depresiasi akibat memburuknya sentimen terkait gejolak di pasar keuangan global.
Berbagai langkah kebijakan Bank Indonesia dan Pemerintah dapat membatasi tekanan terhadap nilai tukar Rupiah yang masih konsisten dengan kecenderungan pergerakan nilai tukar di kawasan. Bank Indonesia terus memonitor perkembangan nilai tukar Rupiah serta menjaga stabilitasnya dan tetap sejalan dengan fundamentalnya.
Di sisi harga, tahun 2011 diwarnai oleh inflasi yang menurun. Inflasi IHK pada November 2011 tercatat sebesar 0,34 persen (mtm) atau 4,15 persen (yoy). Penurunan inflasi sepanjang tahun 2011 terjadi karena koreksi inflasi volatile food prices dan minimalnya inflasi administered prices, sementara inflasi inti cenderung moderat.
Jika kecenderungan penurunan inflasi ini berlanjut, maka inflasi IHK secara keseluruhan tahun 2011 diperkirakan dapat lebih rendah dari 4,0 persen.
Sementara, stabilitas sistem perbankan tetap terjaga dengan fungsi intermediasi yang membaik, meskipun sempat terjadi gejolak di pasar keuangan akibat pengaruh global.