EKBIS.CO, JAKARTA - Saat penerapan pembatasan premium dan konversi bahan bakar minyak (BBM) ke BBG pada April, pemerintah disarankan hanya menggunakan satu jenis bahan bakar gas (BBG). Pandangan itu dilontarkan ekonom Universitas Gadjah Mada Anggito Abimayu di Jakarta, Jumat (13/1).
"Saat ini ada dua jenis BBG yang ditawarkan pemerintah yaitu jenis CNG (gas alam terkompresi) dan LGV (Liquified Gas for Vehicle), CNG berasal dari gas alam sementara LGB adalah turunan dari minyak bumi," kata Abimayu pada konferensi pers "Evaluasi Subsidi dan Kebijakan pengurangan BBM".
Abimayu mengatakan bahwa harga CNG saat ini adalah Rp4.100 per liter sementara LGV Rp5.600 per liter. Kelebihan CNG, infrastruktur lebih siap dan sudah berjalan sehingga lebih siap dipasarkan dengan efisiensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan LGV.
"Penawaran dua jenis BBG tidak dapat diteruskan karena dapat merugikan konsumen," ujarnya. Bila salah satu yang dipilih, pemerintah harus segera menyiapkan stasiun pengisian BBG yang mencukupi. "Saat ini stasiun CNG baru ada 28 di Indonesia," ungkap Abimayu.
"Konversi BBM ke gas itu memang benar karena kita tidak impor gas, kita mampu memenuhi kebutuhan sendiri dan merupakan salah satu produsen gas terbesar di dunia; dengan catatan pemerintah tidak menjual lebih banyak gas ke luar negeri," tambah Abimayu