JAKARTA - Tim Gabungan pembentukan induk (holding) BUMN farmasi telah menyusun rencana bisnis pasca penggabungan PT Kimia Farma Tbk dan PT Indofarma Tbk.
"Kita sudah bentuk tim gabungan yang terdiri dari Kementerian BUMN, Kimia Farma dan Indofarma," ujar Direktur Utama Kimia Farma Syamsul Arifin dalam bincang-bincang dengan ANTARA di Jakarta, Rabu malam.
Salah satu keputusannya, kata dia, adalah mengurangi jenis produk di antara kedua BUMN farmasi ini.
Syamsul menambahkan, tim gabungan pembentukan holding BUMN farmasi telah menyepakati beberapa hal, antara lain menata distribusi obat, mengurangi jenis produksi sehingga kapasitas diharapkan akan meningkat, serta mengurangi pembuatan obat yang serupa baik di Kimia Farma maupun Indofarma.
Oleh karena itu, kesepakatan tim gabungan holding BUMN farmasi ini agar kedua perusahaan dapat menjalin sinergitas dan mengurangi benturan dalam hal pengembangan produk di masa mendatang.
Ia mengakui tim gabungan pembentukan holding BUMN farmasi tengah melakukan koordinasi dengan Bapepam-LK mengenai skema pembentukan dua BUMN yang notabene sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia.
"Skemanya tengah dikaji oleh Bapepam-LK. Apakah akan ada benturan karena menyangkut perusahaan publik," imbuhnya.