Jumat 06 Jul 2012 12:33 WIB

'Australia Bisa Diajak Bisnis Sapi, Bila Ogah Brazil Diundang'

Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Sapi Australia (ilustrasi)
Foto: news.id.msn.com
Sapi Australia (ilustrasi)

EKBIS.CO, JAKARTA - Menteri BUMN Dahlan Iskan mengizinkan Australia bila ingin berinvestasi untuk peternakan sapi di Indonesia dengan menggandeng Badan Usaha Milik Negara.

Bahkan, Indonesia akan menyiapkan Nusa Tenggara Timur dan Papua Barat untuk lokasi peternakan sapi bila ada investor Australia yang berminat untuk membuka peternakan sapi di Tanah Air, kata Dahlan di Jakarta, Jumat (6/7).

"Kalau Australia ingin kerja sendiri ya silakan atau kerjasama dengan BUMN," kata Dahlan Iskan saat ditemui di kantor Kementerian BUMN. Dahlan menambahkan, selama ini Australia selalu melakukan ekspor daging sapi ke Indonesia menyusul kebutuhan sapi di Tanah Air yang meningkat setiap tahunnya.

Dahlan mengatakan, dalam kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Australia pada 2-5 Juli 2012 lalu, Kepala Negara melakukan strategi "duo track", yakni impor sapi dapat berjalan terus, namun peternakan sapi di Indonesia juga harus berjalan. Oleh sebab itu, SBY meminta para pengusaha peternakan Australia dapat melakukan investasi di Indonesia.

"Artinya, Pak SBY memberi warning tidak boleh impor sapi mentah," kata Dahlan.

Kedua, Australia dapat berinvestasi dengan cara membudidayakan sapi di Indonesia, dan hasilnya dapat dijual ke Indonesia atau dipelihara sendiri. Bila Australia berkeinginan melakukan investasi untuk peternakan sapi, maka Nusa Tenggara Barat dan Papua Barat dapat dijadikan tempat pembudidayaan sapi.

"Kita memilih Australia karena iklim yang hampir sama, mitra terdekat dengan Indonesia, khususnya Darwin, yang hampir dekat iklimnya dengan NTT," ungkapnya.

Oleh sebab itu, para gubernur di Tanah Air masih mengkaji kemungkinan-kemungkinan bila dilakukan kerjasama dengan perusahaan Australia. "Namun, bila Australia tidak ingin, maka kita bisa undang Brasil," tegas Dahlan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement