EKBIS.CO, PURWAKARTA -- Harga kedelai merangkak naik. Kondisi tersebut, memicu kelangkaan komoditi bahan baku utama tahu dan tempe.
Seperti hari ini, tujuh pabrik yang ada di Blok Lapang Purnawarman, Pasar Rebo, Kelurahan Sindangkasih, Kecamatan Purwakarta, satu per satu mulai berhenti beroperasi. Pasalnya, pabrik-pabrik tersebut tidak lagi menerima pasokan kedelai.
Dari tujuh pabrik tahu dan tempe yang ada di Pasar Rebo, tiga di antaranya berhenti beroperasi. Sisanya, yaitu empat pabrik lagi tergantung dari kiriman hari ini. Bila hari ini, kedelai tak dikirim maka produksi tahu dan tempe di kampung tersebut berhenti total.
"Sampai Selasa siang, kami belum dikirim kedelai," ujar perajin tahu Pasar Rebo, Rahmat Hidayat (32 tahun), Selasa (24/7). Diakui Rahmat, biasanya suplai kedelai dilakukan setiap tiga hari sekali. Sekali kirim mencapai 1,2 ton. Hari ini stoknya sudah habis.
Seharusnya, bandar sudah mengirim. Akan tetapi, sampai siang kiriman kedelai tak kunjung datang. Padahal, kedelai hari ini untuk produksi esok. Kalau sampai sore tidak ada kedelai, maka produksi tahu dihentikan.
Menurut Rahmat, tersendatnya kiriman kedelai ini menandakan komoditi tersebut akan langka. Mengingat, harga kedelai setiap harinya terus naik. Sampai hari ini, harga kedelai mencapai Rp 8.500 per kg. Padahal, sebelumnya hanya Rp 6.500 per kg.
Biasanya, kalau harga terus naik, maka kedelai akan susah diperoleh. Dirinya menduga, kondisi ini sengaja ada yang mengatur. Seperti, para spekulan. Meskipun harganya mahal, seharusnya stok kedelai tetap ada. Supaya, para perajin tahu dan tempe tetap produksi.
"Akan tetapi, sekarang kondisinya berbeda. Harga terus naik, barangnya juga tidak ada. Perajin semakin menjerit," jelasnya.